Covid-19 Mulai Melonjak Kembali di Garut

Pemkab Garut masih menunggu uji sampel terduga kasus omicron.

republika/mgrol100
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19
Rep: Bayu Adji P Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat kasus Covid-19 mulai mengalami peningkatan sejak pekan kedua Januari 2022. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, pihaknya tak menutup kemungkinan Covid-19 varian omicron sudah ada di Kabupaten Garut.

Hanya saja, ia belum bisa memastikan kemungkinan itu. Sebab, untuk memastikan pasien Covid-19 terpapar varian omicron atau bukan harus melalui uji laboratorium di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sebelumnya, spesimen seorang pasien Covid-19 yang dicurigai terpapar varian omicron sudah dibawa ke Balitbangkes Kemenkes untuk diuji. Namun, hingga saat ini hasilnya belum keluar.

"Belum ada hasil terkait tes omicron. Barusan saya konfirmasi. Kayaknya antre di Balitbangkes," kata Leli saat dikonfirmasi Republika, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga



Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Garut, per Selasa (25/1/2022, terdapat enam kasus aktif baru. Dengan begitu, saat ini terdapat 27 kasus aktif Covid-19 di Garut. Sebanyak 21 orang menjalani isolasi mandiri dan enam orang isolasi di rumah sakit.

Menurut Leli, kasus Covid-19 yang baru ditemukan itu sebagian adalah orang yang habis berpergian ke luar daerah. Sementara terkait sebarannya, kasus baru itu banyak ditemukan di wilayah perkotaan. "Kalau sudah di daerah perkotaan itu biasanya menyebarnya cepat," kata dia.

Untuk mengantisipasinya, Dinas Kesehatan Garut menyiapkan seluruh rumah sakit, terutama di RSUD dr Slamet, RS Guntur, dan RS Medina. Apabila tiga rumah sakit itu sudah terisi penuh oleh pasien Covid-19, baru penanganan Covid-19 di rumah sakit lain dubuka kembali.

Sementara untuk pasien yang tanpa gejala hingga bergejala ringan, Pemkab Garut telah menyiagakan dua tempat isolasi terpusat, yaitu di Rusunawa Gandasari dan Islamic Center. Kendati demikian, dua tempat itu masih belum digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19.

"Di wilayah selatan juga sudah ada hotel yang bersedia disewa untuk jadi tempat isolasi apabila terjadi outbreak. Itu ada di wilayah Pameungpeuk. Pemiliknya sudah bersedia," kata Leli.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler