Kesiapan Perawat dan RS Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Perawat dan RS siap membantu penanganan covid-19.

Pixabay
Kesiapan Perawat dan RS Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19. Foto: Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Rep: Dian Fath Risalah Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengungkapkan pihaknya siap membantu pemerintah dalam menangani kasus jika terjadi lonjakan Covid-19. Untuk saat ini menurutnya tingkat hospitalisasinya masih rendah walaupun kasus bertambah dengan cepat.

Baca Juga


Pada Rabu (26/1), angka kasus Covid-19 melonjak pesat hingga menembus angka 7.010 kasus. Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.301.193 kasus.

"Sejauh yang kami dapat info, (kesiapan menghadapi ancaman lonjakan kasus) sudah lebih siap dari sebelumnya dan saat ini rumah sakit masih berjalan normal," ungkap Harif kepada Republika, Rabu (26/1).

Seandainya pun ada peningkatan tajam hunian di rumah sakit, menurut Harif baik pelayanan di rumah sakit dan kesiagaan para tenaga kesehatan sudah lebih siap lantaran adanya pengalaman saat menghadapi varian Delta pada tahun lalu. " Rumah sakit sudah punya pengalaman dan ditunjang databased relawan," ujarnya.

Perihal jumlah tenaga kesehatan khususnya perawat yang disiapkan untuk menghadapi lonjakan kasus Covid, menurut Harif saat ini sedang dikoordinasikan dengan PPSDM Kementerian Kesehatan.

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Bambang Wibowo, telah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh rumah sakit anggota Persi. Di mana untuk mempersiapkan pelayanan, sarana prasarana, serta fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) terkait kemungkinan adanya varian baru yang masuk Indonesia.

Bambang juga mengimbau agar seluruh petugas medis untuk tidak mengajukan cuti. Hal ini dimaksudkan untuk antisipasi melonjaknya angka pasien yang terpapar.

Antisipasi menghadapi lonjakan kasus dilakukan RSCD Wisma Atlet. Kepala Humas RSDC Wisma Atlet, Kolonel Mintoro Sumego menyebut kesiapan mulai dari ketersediaan obat dan oksigen, hingga pembukaan tower baru.

"Jadi sementara ini yang kita gunakan itu tower 5 dan 6, kalau nanti ada lonjakan, tower 4 dan tower 7 akan kita gunakan untuk isolasi. Nanti akan kita koordinasi dengan bagian terkait," kata dia.

Selain itu, Mintoro juga memastikan penyiagaan terhadap tenaga kesehatan. Stok oksigen dan obat-obatan, kata dia, juga disiapkan untuk 4 bulan ke depan.

"Oksigen dan obat-obatan ini kita cukup persediaan sampai 4 bulan ke depan," kata Mintoro.

Ia menambahkan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan sejumlah instansi untuk menambah jumlah tenaga medis apabila ada peningkatan pasien Omicron.

"Kalau terjadi peningkatan pasien harus dibarengi dengan peningkatan SDM. SDM-nya kita koordinasikan dengan PPSDM Kemenkes, TNI dan Polri," katanya.

Jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Khusus Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta berkurang 11 orang pada Rabu (26/1). Pasien rawat inap terkonfirmasi positif Covid-19 di Tower 5 dan 6 menjadi 2.946 orang.

Direktur RSUD Sidoarjo Jawa Timur dr Atok Irawan mengungkapkan hal yang sama. Ia menyatakan pihaknya sudah siap bila adanya lonjakan kasus Covid-19.

"Aman untuk RS daerah di Jatim. Siap akan lonjakan. Tapi perkiraan gak sedahsyat varian delta lonjakannya," ujarnya.

Untuk di RSUD Sidoarjo sendiri tidak ada penambahan tenaga kesehatan karena masih dinilai cukup. "Sementara untuk tempat tidur, 150 bed isolasi disiapkan, " ungkapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler