7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak Selama Terkurung di Kamar Saat Isolasi Mandiri

Kehidupan anak akan berubah drastis ketika harus isolasi mandiri.

www.freepik.com.
Anak jalani tes PCR. Ketika anak positif Covid-19, jaga kesehatan mentalnya selama masa isolasi mandiri.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalani isolasi mandiri begitu terkonfirmasi positif Covid-19, anak akan mendapati kehidupannya berubah drastis. Bagaimana menjaga kesehatan mentalnya ketika rasa cemas dan sedih muncul akibat terkurung berhari-hari di ruangan tertutup? 

"Hal yang harus dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak mereka tetap terkendali saat mereka terinfeksi oleh virus penyebab Covid-19 salah satunya ialah dengan mengisi kegiatan anak dengan beragam aktivitas," kata ahli saraf anak & Co-Founder Continua Kids di India, Puja Grover Kapoor, dikutip Health Site, Jumat (28/1/2022).

Berikut tujuh cara untuk menjaga kesehatan mental dan fisik anak yang harus isolasi mandiri saat terkena Covid-19:

1. Pertahankan rutinitas
Meskipun terjebak di dalam rumah, cobalah untuk mempertahankan rutinitas terstruktur, baik untuk diri sendiri maupun anak-anak Anda.  Ini membantu untuk mempertahankan rasa normal.

2. Tetap aktif secara fisik
Sekalipun terkurung di dalam kamar, usahakan untuk membuat anak aktif.  Ajak anak main hoola-hoop, melompat, menari, atau olahraga ringan lainnya.

Baca Juga


Jadikan latihan ini sebagai aktivitas yang menyenangkan. Bergerak aktif membantu meningkatkan kekebalan alami dan juga memperkuat ikatan hati dengan orang tua.

3. Makan yang sehat
Usahakan mengonsumsi makan sehat. Makanan memiliki dampak pada kesehatan fisik dan kesehatan mental. 

Makan junk food, makanan kosong kalori, serta makanan kaya karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan penyakit mental dan fisik.  Cobalah menyantap makanan yang segar, sehat, seimbang, kaya protein, vitamin, dan mineral.

4. Fokus pada hal-hal yang dapat Anda kendalikan
Cobalah untuk fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan alih-alih sesuatu yang berada di luar kendali Anda. Terlalu banyak membaca postingan media sosial atau berita apa pun yang terburuk yang mungkin terjadi dengan pasien Covid-19 dapat menciptakan kecemasan, ketakutan, dan depresi. 

Jangan membawa energi negatif kepada anggota keluarga lainnya, terutama anak-anak. Memiliki pengetahuan tentang Covid-19 memang baik, tetapi membaca berulang kali tentang itu dapat menciptakan hal-hal negatif di sekitar. Ini disebut doomscrolling dan harus dihindari.

5. Tetap terrhubung
Tetaplah jalin komunikasi dengan teman dan anggota keluarga melalui panggilan video atau pesan teks. Berbicara dengan mereka dan berbagi pengalaman dapat membantu mengurangi kecemasan dan perasaan kesepian. 

Biarkan anak-anak Anda berpartisipasi aktif dalam percakapan ini.  Mengomunikasikan perasaan Anda dengan anak dan memahami emosi mereka selama isolasi mandiri membantu memperkuat ikatan antara keluarga dan teman.

6. Bantu anak Anda menjelajahi hobi
Menjalani hobi adalah cara terbaik untuk mengalihkan energi menjadi positif. Menekuni hobi adalah penghilang stres terbesar dan juga membantu memelihara sisi lain anak. 

Selama masa isolasi mandiri, ketika tidak ada pertemuan sosial, dan tidak ada interaksi sosial, waktu tambahan ini dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan ekstra yang dimiliki anak.

Cara cek hipoksia pada anak. - (Republika)

7. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan anak-anak
Mempertahankan kepribadian yang tenang dan santai adalah cara terbaik untuk mengalahkan kecemasan dan depresi. Cobalah untuk membuat keluarga melakukan latihan relaksasi, seperti pernapasan dalam, untuk tetap tenang dan membangun kekuatan mental Anda. 

Wajar jika Anda merasa stres, cemas, takut, sedih, dan kesepian setelah mengetahui apa yang sedang dialami dunia melalui berita atau media sosial.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler