IDI Ingatkan Kasus Harian Covid-19 Februari Bisa Melebihi Delta Setahun Lalu

Pemerintah diminta kembali memperketat penerapan PPKM mencegah penularan.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga menjalani tes usap antigen di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Kamis (3/2/2022). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, kasus harian Covid-19 dalam dua minggu terakhir di Bandung mengalami peningkatan 10 kali lipat dibandingkan dua minggu sebelumnya atau dari 70 kasus menjadi 700 kasus. Hingga Rabu (2/2/2022), kasus Covid-19 aktif di Kota Bandung sebanyak 793 kasus dan total keseluruhan kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 44.554 kasus. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: RR Laeny Sulistyawati Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis khawatir kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Februari lebih banyak dibanding periode Juni-Juli 2021. Menurutnya, kekhawatiran itu bisa menjadi kenyataan jika tak ada upaya lebih ketat untuk menekan kasus Covid-19.

"Bisa jadi kasus harian Covid-19 di Indonesia saat ini lebih banyak dibandingkan rekor kasus Covid-19 Juni-Juli 2021 lalu karena penularan yang begitu cepat," ujar Iris saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga


Iris menjelaskan, Covid-19 varian omicron sangat cepat penularannya. Namun, yang kini menjadi masalah adalah gejala awal Covid-19 varian omicron seperti flu biasa. Dia melanjutkan, orang yang terinfeksi Covid-19 tidak tahu apakah ini flu biasa atau gejala varian omicron.

Persoalan semakin ditambah dengan masyarakat tak ketat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Ini terlihat saat pesta perkawinan yang masih ramai walaupun menerapkan prokes. "Intinya masyarakat kita perlu memperketat disiplin prokes," katanya.

Terkait varian omicron yang dinilai tak separah delta, ia mengakui memang tidak separah delta. Namun, ia mengingatkan varian ini juga bisa menyebabkan kematian. Tentu semua pihak tidak mau kehilangan saudara, teman atau siapapun karena omicron. Artinya, dia melanjutkan, nyawa satu orang sangatlah berharga.

IDI mengingatkan sekarang semua bergantung upaya pengendalian kasus Covid-19. Sebab, Iris menyoroti kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kini telah longgar. Ia menyarankan kebijakan PPKM kembali diperketat. Pemerintah juga diminta kembali menerapkan kerja dari rumah (WFH), membatasi operasional mal jam 18.00 tutup, hingga aktivitas sekolah dan kuliah kembali lewat dalam jaringan (online).

Tak hanya itu, Iris meminta pelacakan juga harus terus dilakukan. "Kalau tak ada upaya ketat menekan jumlah kasus, kasus Covid-19 akan terus bertambah," ujarnya.

Perlu diketahui, pemerintah melaporkan tambahan kasus harian Covid-19 pada hari Kamis (3/2/2022) sebanyak 27.197 kasus. Provinsi DKI Jakarta melaporkan tambahan tertinggi dengan 10 ribu kasus dalam 24 jam terakhir. Dengan penambahan ini, total akumulasi kasus Corona di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 4.414.483 kasus.

Kasus ini meningkat signifikan karena sehari sebelumnya atau Rabu (2/2/2022) tercatat tambahan 17.895 kasus baru Covid-19. Kemudian dua hari yang lalu, tambahan kasus harian Covid-19 per Selasa (1/2/2022) sebanyak 16.021.

Indonesia juga pernah mencatatkan rekor kasus harian Covid-19 tertinggi yaitu sebanyak 56.757 orang per Kamis (15/7/2021). Angka sebanyak 56.757 merupakan penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi selama pandemi melanda Indonesia yakni pada Maret 2020.

Baca juga : Dokter RSUP: Mayoritas Pasien Omicron Alami Nyeri dan Gatal Tenggorokan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler