Astronom Temukan Penyebab Aurora di Jupiter Sangat Terang

Aurora di Jupiter seribu kali lebih terang daripada aurora Bumi.

The Guardian
Aurora Planet Jupiter
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aurora Jupiter, cahaya yang menari di sekitar kutub planet Jupiter merupakan aurora yang sangat unik. Cahayanya seribu kali lebih terang daripada aurora Bumi.

Baca Juga


Sekarang, sebuah studi baru menegaskan bahwa cahaya aurora ini berasal dari sumber yang unik, yakni lava luar angkasa.

“Bulan Jupiter Io adalah dunia yang paling aktif secara vulkanik di tata surya. Lebih dari 400 gunung berapi aktifnya secara teratur menembakkan lava setinggi puluhan mil, di mana ia jatuh ke orbit Jupiter dan menjadi plasma, kabut bermateri muatan listrik,” kata astronom James O'Donoghue kepada Insider, dilansir dari Sciencealert, Ahad (6/2/2022).

Lava ruang angkasa yang berubah menjadi plasma itu kemudian tersapu dalam medan magnet kuat Jupiter, yang menyalurkannya ke kutub planet. Di sana, partikel bermuatan listrik berinteraksi dengan gas di atmosfer untuk menciptakan cahaya aurora. Teori ini telah berkembang selama dua dekade.

Misi Juno Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempertanyakan teori begitu tiba di Jupiter pada 2016. Pesawat ruang angkasa pengintai Jupiter tidak menemukan tanda-tanda arus listrik di kutub.

“Sudah beberapa tahun yang menegangkan di komunitas kami mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi,” kata O'Donoghue.

Penelitian yang diterbitkan bulan lalu dari University of Leicester mengonfirmasi teori asli dan menyatukannya dengan temuan Juno. Para ilmuwan mengumpulkan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble, yang memetakan kecerahan aurora Jupiter dan membandingkannya dengan pengukuran Juno dari medan magnet planet dan arus listrik yang melewatinya.

“Saya hampir jatuh dari kursi saya ketika saya melihat betapa jelas hubungannya,” kata Jonathan Nichols, seorang astronom di Universitas Leicester yang memimpin studi baru.

Hasilkan mengonfirmasi hubungan antara letusan gunung berapi Io, arus listrik di medan magnet Jupiter, dan aurora. Namun, pengukuran Juno melukiskan gambaran yang lebih rumit daripada teori awal.

 

 

Lava luar angkasa melakukan perjalanan melingkar di sekitar Jupiter

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research: Space Physics edisi Januari, menggambarkan proses tersebut sebagai tarik ulur antara medan magnet Jupiter dan plasma lava ruang angkasa Io.

Medan magnet Jupiter awalnya mendorong plasma menjauh dari planet ini. Namun, saat materi bergerak lebih jauh, ia tidak dapat mengorbit cukup cepat untuk menjaga jarak. Sebaliknya, ia bergerak di sepanjang garis medan magnet Jupiter, kembali ke kutub planet, beredar melalui atmosfer atas Jupiter.

Planet lain yang mengorbit bintang lain juga bisa memiliki aurora sendiri. Medan magnet mereka bisa berperilaku dengan cara yang mirip dengan Jupiter.

Para astronom telah mengamati aurora di tujuh planet di tata surya kita. Aurora di planet lain tampaknya umum, tetapi Jupiter sangat kuat, sebagian berkat gunung berapi Io. Juno, yang  masih melintas di sekitar Jupiter dan bulan-bulannya, dapat memberi tahu para ilmuwan lebih banyak tentang aurora planet yang menakjubkan.

 

Seperti yang dikatakan O'Donoghue, hubungan antara gunung berapi Io dan aurora Jupiter adalah salah satu aspek yang paling menarik dari tata surya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler