Kecelakaan yang Tewaskan Banyak Korban Sudah Dua Kali di Bukit Bego
Dugaan sementara kecelakaan bus yang menewaskan 13 orang disebabkan rem blong.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pihak kepolisian akan menggunakan traffic accident analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Imogiri, Bantul, Ahad (6/2/2022). Kecelakaan tunggal bus pariwisata tersebut merenggut 13 korban jiwa. Kepolisian masih menduga kecelakaan tersebut terjadi karena rem yang tidak berfungsi dengan baik.
TAA diterjunkan mengingat kecelakaan di kawasan sekitar Bukit Bego tersebut sudah dua kali terjadi. Melalui alat ini, nantinya akan dibuat analisis dalam bentuk animasi terkait kecelakan tersebut.
"Dengan dua kali kejadian ini, kami akan menurunkan tim analisis tentang kondisi kecelakaan ini. Apakah dari faktor jalannya, atau dari faktor pengemudi, maupun faktor kendaraan, maupun cuaca," kata Wadirlantas Polda DIY, AKBP Hendra Gunawan di Mapolres Bantul, Ahad (6/2/2022) malam.
Hendra menyebut, analisis dari TAA itu nantinya akan menghasilkan output yang akan dijadikan dasar untuk antisipasi kedepan agar tidak terjadi kembali kejadian serupa. Terlebih, kawasan tersebut juga merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
"Ini bagian dari kita sebagai evaluasi dan kita juga daerah wisata dan jadi salah satu tujuan wisata tertinggi di Indonesia. Tentunya akan kita antisipasi dengan stakeholder terkait untuk meminimalisir kejadian selanjutnya," ujar Hendra.
Sementara itu, Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi bersama stakeholder terkait dengan antisipasi kecelakaan lainnya di kawasan tersebut. "Ini (kecelakaan yang menewaskan banyak orang) sudah dua kali kejadian, itu sudah lama 2017 lalu," kata Ihsan.
Ihsan juga meminta agar bus-bus pariwisata untuk tidak melewati jalur tersebut. Setidaknya, hingga hasil evaluasi dan analisi kecelakaan selesai dilakukan. "Kami imbau kepada pemilik kendaraan pariwisata, terutama bus untuk sementara tidak melewati tempat itu karena sudah dua kejadian sampai menunggu hasil evaluasi bersama," ujar Ihsan.
Ia menyebut, bus pariwisata yang mengangkut rombongan dari Sukoharjo, Jawa Tengah ini menabrak tebing di sekitar Bukit Bego. Meskipun begitu, ada beberapa dugaan terkait penyebab terjadinya kecelakaan. Berdasarkan keterangan penumpang selamat yang ada di dalam bus, Ihsan menyebut, rem bus tidak berfungsi dengan baik atau blong.
"Ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi atau rem blong, sehingga hanya memainkan gigi," ujar Ihsan.
Ihsan menjelaskan, penumpang sempat diminta turun karena tidak kuat saat bus tersebut menanjak melewati jalur bukit. Saat di penurunan sopir tidak dapat mengendalikan bus tersebut yang diduga karena rem blong.
"Rem tidak berfungsi, namanya turunan tidak bisa dikendalikan dan menghantam tebing yang ada di sebelah utara. Ada permasalahan di fungsi pengereman, tentu ini akan diselidiki lebih lanjut untuk mengecek penyebab kecelakaan," jelasnya.
Setidaknya, 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan ini, termasuk sopir bus. Pihaknya juga akan meminta keterangan dari dua kenek bus yang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.
"(Kenek) masih dirawat, kita persilakan dulu dokter melakukan perawatan, nanti akan kami periksa semua (penumpang dan awak bus) yang ada di kendaraan yang bisa memberikan keterangan terkait kecelakaan ini," ujarnya.
Total penumpang beserta awak bus mencapai 47 orang. Saat ini, 34 orang lainnya yang mengalami luka ringan hingga berat ditangani di tiga rumah sakit yang ada di Bantul yakni RSUD Panembahan Senopati, RS PKU Muhammadiyah Bantul dan RS Nur Hidayah.
Pemulangan
Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengunjungi korban luka maupun korban meninggal dunia yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. "Kita semuanya turut berbela sungkawa atas musibah yang hari ini terjadi di Jalan Imogiri-Dlingo tepatnya di Bukit Bego," kata Bupati Ahad (6/2/2022) malam.
"Dan atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bantul kami merasa kehilangan dan ikut berbela sungkawa, mudah-mudahan korban yang meninggal ini diterima di sisi Allah, diampuni segala dosanya," tambah Bupati.
Pemerintah daerah bersama tiga rumah sakit tersebut akan berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik kepada korban meninggal, maupun penumpang yang selamat dalam kecelakaan bus pariwisata tersebut. "Hari ini kita berada di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul yang sedang melanjutkan perawatan bagi pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas, semuanya akan dibiayai dengan asuransi Jasa Raharja," katanya.
Bupati mengatakan, sementara untuk biaya pemulangan sampai ke Sukoharjo, Jawa Tengah akan diurus dan dibiayai Pemda Bantul termasuk yang selamat akan juga diantar ke rumah masing masing. Kecelakaan itu berawal saat bus melaju dari arah timur ke barat, saat di turunan Bukit Bego tiba-tiba melaju tidak terkendali menghindar ke kanan karena ada mobil yang melaju pelan searah di depannya, karena bus oleng tidak terkendali maka menabrak tebing di utara jalan, dan terjadilah kecelakaan lalu lintas tunggal.