Selidiki Penyebab Pasti Kecelakaan Bus di Bantul, Polisi Gunakan TAA

Polisi Gunakan TAA Selidiki Penyebab Pasti Kecelakaan Bus di Bantul

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan bus di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (7/2/2022). Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus pariwisata yang mengakibatkan 13 orang meninggal duia pada Ahad (6/2).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pihak kepolisian akan menggunakan traffic accident analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Imogiri, Bantul, Ahad (6/2). Kepolisian masih menduga kecelakaan tersebut terjadi karena rem yang tidak berfungsi dengan baik.


TAA diterjunkan mengingat kecelakaan di kawasan sekitar Bukit Bego tersebut sudah dua kali terjadi. Melalui alat ini, nantinya akan dibuat analisis dalam bentuk animasi terkait kecelakan tersebut.

"Dengan dua kali kejadian ini, kami akan menurunkan tim analisis tentang kondisi kecelakaan ini. Apakah dari faktor jalannya, atau dari faktor pengemudi, maupun faktor kendaraan, maupun cuaca," kata Wadirlantas Polda DIY, AKBP Hendra Gunawan di Mapolres Bantul, Ahad (6/2) malam.  

Hendra menyebut, analisis dari TAA itu nantinya akan menghasilkan output yang akan dijadikan dasar untuk antisipasi kedepan agar tidak terjadi kembali kejadian serupa. Terlebih, kawasan tersebut juga merupakan kawasan wisata yang tentunya banyak dikunjungi wisatawan.

"Ini bagian dari kita sebagai evaluasi dan kita juga daerah wisata dan jadi salah satu tujuan wisata tertinggi di Indo. Tentunya akan kita antisipasi dengan stakeholder terkait untuk meminimalisir kejadian selanjutnya," ujar Hendra.

Sementara itu, Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi bersama stakeholder terkait dengan antisipasi kecelakaan lainnya di kawasan tersebut. Pasalnya, kecelakaan ini sudah menewaskan setidaknya 13 orang. 

"Ini (kecelakaan yang menewaskan banyak orang) sudah dua kali kejadian, itu sudah lama 2017 lalu," kata Ihsan.

Ihsan juga meminta agar bus-bus pariwisata untuk tidak melewati jalur tersebut. Setidaknya, hingga hasil evaluasi dan analisi kecelakaan selesai dilakukan.

"Kami imbau kepada pemilik kendaraan pariwisata, terutama bus untuk sementara tidak melewati tempat itu karena sudah dua kejadian sampai menunggu hasil evaluasi bersama," ujar Ihsan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler