Relief Wajah di Situs Srigading Mirip Relief Tabib di Borobudur

Pada relief berbentuk wajah tersebut juga menggunakan penutup kepala.

ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Anggota tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan membersihkan potongan relief yang ditemukan saat eskavasi situs Srigading di Lawang, Malang, Jawa Timur, Kamis (10/2/2022). Situs tersebut diduga adalah sebuah candi peninggalan kerajaan Medang pada tahun 929 Masehi di era pemerintahan Mpu Sindok karena dari penggalian ditemukan Yoni, potongan relief serta struktur bangunan kuno.
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Proses penggalian yang dilakukan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Desa Srigading, Kabupaten Malang, menemukan adanya relief berbentuk wajah yang menggunakan penutup kepala.

Baca Juga


Ketua Tim Ekskavasi Situs Srigading, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan bahwa profil berupa relief berbentuk wajah tersebut ditemukan pada sudut barat daya bangunan candi. "Relief itu ditemukan di sudut barat daya dari bangunan candi. Kami duga itu merupakan bagian dari tubuh. Sampai saat ini kami belum menemukan bagian tubuhnya," katanya, Kamis (10/2/2022).

Wicaksono menjelaskan, pihaknya tengah melakukan identifikasi terkait gaya relief yang ditemukan oleh tim pada saat melakukan penggalian situs Srigading yang terletak di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, itu.

Menurutnya, dari hasil identifikasi awal, relief berbentuk wajah tersebut memiliki gaya yang natural dan diperkirakan bukan berasal dari wilayah Jawa Timur. Pada umumnya, relief dari wilayah Jawa Timur cenderung pipih, seperti wayang. "Biasanya kalau Jawa Timur itu pipih seperti wayang, tidak dalam. Relief ini dalam dan mencirikan gaya relief Mataram kuno, sekitar abad ke-10," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, hal yang unik pada relief berbentuk wajah tersebut adalah menggambarkan hidung yang mancung dan mata yang terbuka menghadap ke bawah. Selain itu, pada relief berbentuk wajah tersebut juga menggunakan penutup kepala.

Jika penutup kepala tersebut merupakan mahkota, ujarnya, maka relief tersebut bisa diartikan sebagai sosok dewa. Namun, pada relief yang ditemukan pada situs Srigading tersebutmenggunakan gelungan yang ditarik ke atas.

"Yang menarik bagian tutup kepala, bukan mahkota. Kalau dewa, digambarkan menggunakan mahkota. Tapi ini tidak, profil itu seperti menggunakan gelung yang kemudian ditarik ke atas," katanya.

Berdasarkan analisa sementara, menurut Wicaksono, relief tersebut merupakan seorang tabib atau seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit. Relief tersebut, juga menyerupai relief yang ada pada Candi Borobudur.

"Kemarin saya lihat di Borobudur, ada relief tabib yang menggunakan (penutup kepala) seperti itu. Untuk sementara, saya mengidentifikasinya seperti seorang tabib," katanya.

Situs Srigading yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan "gumuk" atau gundukan tersebutterletak di tengah areal perkebunan tebu. Pada permukaan gundukan setinggi kurang lebih tiga meter itu, terdapat sebuah yoni berukuran 0,8x0,8 meter, sejumlah batuan andesit berbentuk segi empat dan sebaran batu bata dengan dimensi cukup besar.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler