Gejala Omicron Cenderung Lebih Ringan, Mungkinkah Penyintas Kena Long Covid?

Secara umum, sepertiga penyintas Covid-19 diperkirakan mengalami long Covid.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Penelitian menunjukkan long Covid dapat terjadi bahkan setelah infeksi ringan.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi varian omicron cenderung membuat orang tak bergejala atau bergejala ringan Covid-19. Mungkinkah mereka yang terinfeksi omicron kelak mengalami long Covid?

Sejauh ini, masih terlalu dini untuk mengetahuinya dengan pasti. Akan tetapi, banyak dokter meyakini bahwa ada kemungkinan efek jangka panjang dari infeksi SARS-CoV-2 varian omicron.

Baca Juga



Long Covid biasanya didiagnosis beberapa pekan setelah infeksi SARS-CoV-2. Perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa setiap efek jangka panjang biasanya muncul sekitar 90 hari setelah gejala infeksi awal hilang.

Secara umum, lebih dari sepertiga penyintas Covid-19 diperkirakan mengalami beberapa gejala yang berkepanjangan. Gejalanya termasuk kelelahan, kabut otak (brain fog), sesak napas, kecemasan, dan masalah lainnya.

Penyakit yang berkepanjangan lebih mungkin terjadi jika Anda dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Namun, penelitian menunjukkan long Covid dapat terjadi bahkan setelah infeksi ringan.

Omicron memulai lonjakan di seluruh dunia pada akhir tahun lalu. Varian baru SARS-CoV-2 ini umumnya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian delta. Meski begitu, pasien Covid-19 masih membanjiri rumah sakit.

Van Kerkhove mengatakan, belum ada penelitian yang menunjukkan porsi penyintas long Covid akan berubah dengan varian omicron. Dokter dari Stanford University yang memimpin salah satu dari banyak klinik yang berspesialisasi dalam long Covid, Linda Geng, mengatakan bahwa meskipun tidak dapat mengatakannya dengan pasti, tetapi gelombang pasien baru mungkin terjadi.

"Kita harus sangat berhati-hati dan siap," kata Geng, dikutip AP, Kamis (10/2/2022) .

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)


Sementara itu, para ilmuwan berlomba untuk mencari tahu apa yang ada di balik kondisi misterius tersebut. Beberapa teori menyebutkan long Covid mungkin bentuk gangguan autoimun.

Gumpalan mikro kecil dapat menyebabkan gejala penonaktifan atau mungkin virus laten dalam tubuh telah diaktifkan kembali. Para ilmuwan juga melihat apakah vaksin bisa menjadi bagian dari jawabannya.

Tim dari Yale University sedang mempelajari kemungkinan bahwa vaksinasi dapat mengurangi gejala long Covid. Dua penelitian lain menawarkan bukti awal bahwa vaksinasi sebelum terkena Covid-19 dapat membantu mencegah penyakit yang berkepanjangan atau setidaknya mengurangi tingkat keparahannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler