Ilmuwan Ingatkan Pentingnya Bersiap Hadapi Strain Covid Selanjutnya

Selama ada wilayah di mana virus berkembang semua orang akan rentan varian baru

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Kepala Eksekutif Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, Glenda Gray menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri untuk galur Covid-19 berikutnya.
Rep: Umar Mukhtar Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, Glenda Gray menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri untuk galur Covid-19 berikutnya. Dia mengatakan, selama ada wilayah di dunia di mana virus dapat berkembang, dan mutan baru tiba, maka semua orang akan rentan terhadap varian baru itu.

Dalam kondisi itulah, karantina wilayah dan pembatasan perjalanan tidak akan hilang, bahkan jika pembatasan secara keseluruhan menjadi tidak terlalu ketat. "Hal-hal yang penting adalah apakah kita dapat merespons ketika ada lonjakan lokal," kata Mark McClellan, mantan direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS dan direktur Pusat Kebijakan Kesehatan Duke-Margolis, dikutip dari laman Livemint.

Karena itu, dia mengingatkan untuk selalu mengenakan masker atau sedikit lebih berhati-hati dalam menjaga jarak. Selain itu inokulasi masih menjadi garis pertahanan utama dunia melawan Covid-19. Lebih dari 62 persen orang di seluruh dunia telah mendapatkan setidaknya satu dosis, dengan tingkat keseluruhan di negara-negara kaya jauh lebih tinggi daripada di negara berkembang.

Pada kecepatan saat ini, akan memakan waktu lima bulan lagi sampai 75 persen populasi dunia telah menerima suntikan pertama mereka. Namun, penelitian menunjukkan satu atau dua suntikan tidak menangkal patogen. Taruhan terbaik pada saat ini adalah suntikan booster, yang memicu produksi antibodi penetralisir dan respons imun yang lebih dalam.

Orang-orang yang diinokulasi dengan vaksin inaktif yang lebih tradisional, seperti suntikan yang banyak digunakan dari Sinovac Biotech Ltd. China, akan membutuhkan setidaknya dua booster untuk mengendalikan virus. Dalam enam bulan ke depan, lebih banyak negara akan bersaing soal apakah akan meluncurkan gelombang keempat.

Meskipun virus tidak akan membanjiri rumah sakit dan memicu pembatasan selamanya, masih belum jelas kapan atau bagaimana akan aman untuk ditinggalkan. Para ahli Bloomberg News sepakat bahwa di negara-negara maju termasuk AS dan sebagian besar Eropa, virus itu dapat ditangani dengan baik pada pertengahan 2022.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler