Jubir: Terjadi Peningkatan Tren Kematian Akibat Covid-19
Peningkatan angka kematian masih lebih rendah dibandingkan ketika gelombang delta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tren kematian akibat Covid-19 mulai mengalami peningkatan. Namun, peningkatan itu masih lebih rendah dibandingkan ketika gelombang delta atau gelombang kedua pandemi Covid-19.
Wiku mengatakan, penambahan kasus positif nasional pada gelombang ketiga saat ini melonjak tajam lebih cepat dibandingkan gelombang kedua. "Peningkatan kasus positif ini juga berdampak pada tren kematian yang saat ini juga sudah mengalami peningkatan. Kabar baiknya peningkatan di masa lonjakan ketiga ini jauh lebih rendah dibanding di masa lonjakan kedua," ujar dia dalam konferensi pers virtual diikuti dari Jakarta, Selasa (15/2/2022).
Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 itu menjelaskan, pada pekan lalu terdapat 505 orang meninggal dunia. Pada masa lonjakan akibat penularan varian Delta, terdapat lebih dari 12.000 orang meninggal dunia.
Jumlah kenaikan per pekan pada pekan lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua pada masa penularan varian Delta. Dia mengatakan, dengan terjadi penambahan sekitar 291.000 kasus Covid-19 pada pekan lalu, saat terjadi kenaikan akibat Omicron, dibandingkan penambahan 350.000 kasus ketika puncak penularan akibat Delta terjadi tahun lalu.
Terjadi juga tren kenaikan keterisian tempat tidur rumah sakit meski masih lebih rendah jika dibandingkan puncak ketika gelombang kedua. Tingkat keterisian nasional saat ini 32,85 persen, dibandingkan 77,32 persen yang menjadi rekor tertinggi ketika penyebaran varian Delta mencapai puncaknya.
Meski memiliki jumlah kematian yang lebih rendah, Wiku tetap mengingatkan pentingnya tetap menekan penambahan kasus khususnya untuk menghindari kelompok rentan tertular Covid-19. "Mencegah agar tidak tertular adalah cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa terutama orang di sekitar kita yang lanjut usia, penderita komorbid dan tidak atau belum dapat divaksin," kata Wiku Adisasmito.