Saham Energi dan Perbankan Kompak Melemah, IHSG Kembali Parkir di Zona Merah

IHSG berakhir melemah sebesar 0,22 persen ke posisi 6.835,11.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali parkir di zona merah pada penutupan perdagangan sore ini, Kamis (17/2/2022). Meski sempat menyentuh zona hijau di level 6.859,70, IHSG berakhir melemah sebesar 0,22 persen ke posisi 6.835,11.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali parkir di zona merah pada penutupan perdagangan sore ini, Kamis (17/2/2022). Meski sempat menyentuh zona hijau di level 6.859,70, IHSG berakhir melemah sebesar 0,22 persen ke posisi 6.835,11. 

Baca Juga


Sektor energi bergerak negatif dan mendominasi penurunan dengan ADRO terkoreksi sebesar 0,89 persen ke level 2.220 dan PGAS terpangkas 0,69 persen ke level 1.440. Selain itu, saham bank besar kompak melemah dengan BBCA terdiskon 0,94 persen, BBNI turun 0,61 persen dan BBRI turun 0,45 persen. 

Sementara itu, beberapa saham yang masuk jajaran top losers antara lain AMAR dengan penurunan paling tajam sebesar 7,00 persen, kemudian PSKT terpangkas 6,50 persen, disusul BUMI amblas 5,88 persen dan BWPT kehilangan 5,68 persen. Sementara itu, investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 618 miliar. 

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pelaku pasar saham Asia terlihat wait and see terkait upaya Sebagian besar negara Asia yang melonggarkan kebijakan karantina. Dilain sisi, rilis data ekspor Jepang yang lebih rendah dari ekspektasi seiring dengan tekanan dari permintaan luar negeri berdampak signifikan pada pemulihan di negara tersebut. 

Pelaku pasar juga terus memantau perkembangan geopolitik dengan hati-hati setelah NATO menuduh Rusia meningkatkan pasukan di perbatasan Ukraina, sehari setelah Moskow mengklaim telah mulai menarik beberapa unit militernya. 

Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati depresiasi rupiah terhadap sebagian besar mata uang. Melemahnya rupiah di Eropa terjadi di tengah perkembangan data ekonomi di Inggris serta musim rilis laporan keuangan perusahaan di Eropa. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler