Wabah Covid Hong Kong Dinilai Masih Tahap Awal

Hong Kong dapat melihat ratusan ribu kasus baru Covid-19 dalam beberapa pekan

AP/Vincent Yu
Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. Ada bukti nyata bahwa rumah sakit Hong Kong kewalahan oleh lonjakan COVID terbaru, dengan pasien menggunakan tandu dan di tenda-tenda yang terlihat oleh petugas medis pada hari Rabu di luar rumah sakit Caritas.
Rep: Santi Sopia Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG - Seorang sarjana kesehatan masyarakat University of Hong Kong (HKU) menilai analisis tren infeksi saat ini menunjukkan Hong Kong masih dalam tahap awal wabah. Menurutnya Hong Kong dapat melihat ratusan ribu kasus baru Covid-19 dalam beberapa pekan mendatang.

Karen Grepin, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat HKU, mengatakan kepada program Hong Kong Today RTHK bahwa puncak infeksi pada pertengahan Maret atau tidak akan tergantung pada tindakan yang diambil oleh pihak berwenang. “Semua data tampaknya menunjukkan bahwa kita berada pada tahap awal dalam gelombang ini dan bahwa kasus akan terus meningkat ke titik di mana ratusan ribu kasus dalam beberapa minggu mendatang,” katanya kepada Janice Wong dari RTHK, mengutip model yang disiapkan oleh ahli epidemiologi dan virologi HKU, dilansir News RTHK, Senin (21/2/2022)

Dia mengatakan pejabat perlu meningkatkan vaksinasi dan mempertanyakan mengapa mereka yang melakukan tes cepat mandiri masih harus mengantre untuk tes PCR guna mengonfirmasi diagnosis mereka. "Kami tahu, misalnya, bahwa sistem pengujian benar-benar kewalahan," tambah Grepin.

Menurut dia, sangat sulit bagi orang untuk pergi dan mendapatkan tes PCR saat ini. Akan tetapi orang dapat dites positif menggunakan tes antigen cepat. "Jadi apa protokolnya dan mengapa prioritas mereka masih harus keluar dan dites ketika kita tahu mereka positif pada saat ini?" lanjutnya.

Hong Kong melaporkan 6.067 kasus baru pada Ahad (20/2/2022) dan para pejabat memperingatkan tren itu telah meningkat. Menteri Kesehatan Sophia Chan mengatakan sama sekali tidak mungkin langkah-langkah jarak sosial dapat dilonggarkan dengan ribuan kasus Covid setiap hari. Sbagai gantinya pihak berwenang sedang mempertimbangkan untuk memperketat aturan lebih lanjut.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler