Pertamina Beri Pelatihan Perbaikan Mesin Perahu bagi 15 Nelayan Semarang
Ada tiga jenis mesin perahu yang digunakan dalam pelatihan perbaikan mesin.
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Sejumlah nelayan berpeluang mengembangkan usaha jasa perbaikan mesin perahu. PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah --melalui Integrated Terminal Semarang-- menggelar pelatihan perbaikan mesin perahu.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian tengah, Brasto Galih Nugroho mengatakan, pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi program Pertamina Sahabat Nelayan.
Dalam pelaksanaannya Pertamina menggandeng Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Kegiatan bertajuk 'Pendampingan Teknis Perbaikan Mesin Perahu' ini telah dilaksanakan selama hari, di gedung BBPI Semarang, pada Senin (14/2) hingga Kamis (18/2) pekan kemarin," ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah.
Rangkaian kegiatan pelatihan ini, jelas Brasto, diawali dengan pelaksanaan pre-test dan pemberian materi permesinan bagi para peserta yang berjumlah 15 orang, pada Senin (14/02).
Selanjutnya materi pembongkaran mesin perahu dan penggantian spare-part mesin pada Selasa (15/02), serta pemasangan mesin perahu dan pengujian kinerja mesin perahu pada Rabu (16/02).
"Pada hari Kamis (17/02), para peserta diberikan pelatihan penggunaan mesin las, mesin bubut dan mesin gerinda, serta pelaksanaan post-test yang dilanjutkan dengan acara penutupan kegiatan pada Jumat (18/02)," katanya.
Brasto menambahkan, melalui pelatihan ini, Pertamina berharap para nelayan memiliki ketrampilan sekaligus juga untuk mendorong peningkatan sumber pendapatan bagi nelayan yang akan membuka bengkel perahu.
“Pelatihan ini merupakan awal dari rangkaian Program Pertamina Sahabat Nelayan. Ke-lima belas Nelayan yang mendapat pelatihan ini merupakan perwakilan dari Forum Nelayan Wilayah Timur," lanjutnya.
Pertamina --dalam waktu dekat-- juga akan menyediakan bengkel Pertamina Sahabat Nelayan yang bakal dikelola oleh forum peserta pelatihan tersebut dengan dukungan pendampingan atau supervisi dari BBPI Semarang.
"Dengan begitu, para nelayan yang telah mendapatkan pelatihan akan siap untuk melayani jasa perbaikan perahu nelayan dengan standar dan kualitas yang dipersyaratkan oleh BBPI,” tegas Brasto.
Ia juga berharap, apa yang diajarkan para mentor dari BBPI dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari- hari para nelayan. Tidak hanya terkait dengan perbaikan mesin saja.
Namun juga perawatan mesin berkala secara mandiri guna menekan biaya yang harus dikeluarkan para nelayan agar menjadi lebih efisien.
Sementara Program Pertamina Sahabat Nelayan ini merupakan wujud kontribusi Pertamina dalam mendukung pemerintah khususnya dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara itu, salah satu instruktur pelatihan BPPI Semarang, Kamis menambahkan, ada tiga jenis mesin perahu yang digunakan dalam pelatihan perbaikan mesin perahu kali ini.
Agar lebih familier, mesin tersebut merupakan mesin milik para nelayan yang telah mengalami beberapa kerusakan seperti adanya karat pada bagian dalam mesin, onderdil yang pecah, serta keluarnya asap hitam dari mesin.
“Adanya pembakaran yang tidak sempurna pada mesin perahu merupakan sebab asap hitam muncul dari saluran pembuangan pembakaran mesin,” ungkapnya.
Ia juga berharap, program Pertamina Sahabat Nelayan tidak hanya sebatas pada kegiatan peningkatan kapsitas SDM nelayan semata melalui ketrampilan perbengkelan mesin perahu nelayan.
"Namun harapannya nanti juga ada wadah bagi para nelayan untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha bengkel perbaikan mesin perahu di wilayah Tanjung Mas, Semarang," lanjut Kamis.
Terpisah, Penanggung Jawab Pelayanan Teknis dan Pemeliharaan Peralatan Teknis Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Iwan Agus Subroto memberikan apresiasinya kepada Pertamina.
Dengan adanya pelatihan keterampilan ini, nelayan akan sangat terbantu karena bisa mandiri dalam memperbaiki mesin perahu yang mereka gunakan sehari- hari untuk menangkap ikan di laut.
Kegiatan pelatihan selama lima hari tersebut juga telah berjalan dengan lancar dan direspon baik oleh para peserta. "Kami berharap kerjasama ini dapat berlanjut di kegiatan lainnya,“ tambah Agus Subroto.