Menolak Menyerah, Ini Kalimat Terakhir Tentara Ukraina Sebelum Dibunuh Rusia
Sebanyak 13 penjaga perbatasan Ukraina gugur dihantam senjata kapal perang Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Tentara Ukraina yang gugur saat mempertahankan pulau di Laut Hitam dari serangan Rusia dilaporkan sempat mengeluarkan kata-kata perlawanan. Personel Ukraina mengatakan ke petugas kapal perang Rusia melalui saluran radio "Go fuck yourself" ketika diminta untuk menyerah.
Seperti dilaporkan the Guardian, Jumat (25/2/2022), terdapat 13 tentara penjaga perbatasan di Pulau Ular yang memiliki luas sekitar 16 hektar dan terbentang di sebelah barat Crimea. "Seluruh 13 tentara itu terbunuh setelah menolak untuk menyerah," ujar seorang pejabat Ukraina.
Dalam pidatonya, Presiden Volodymyr Zalensky mengumumkan bahwa ia akan memberikan penghargaan anumerta ke 13 prajurit Ukraina yang gugur dengan gagah berani melawan Rusia. "Semua penjaga perbatasan itu terbunuh secara heroik, namun mereka tidak menyerah," ujarnya.
Berdasarkan rekaman audio yang beredara di media sosial, petugas Rusia mengatakan ke tentara Ukraina di pulau tersebut agar menyerah dan menurunkan senjata.
"Ini adalah kapal militer. Ini adalah kapal militer Rusia. Kami minta kalian untuk menaruh senjata kalian dan menyerah untuk menghindar pertumpahan darah dan jatuhnya korban. Jika tidak, kalian akan dibom," ujar pejabat militer Rusia itu.
Setelah sunyi beberapa saat, personel militer Ukraina itu merespons. "Kapal perang Rusia, 'go fuck yourself'." Selanjutnya senjata kapal Rusia membombardi pulau itu.
Minta bantuan
Rusia menggempur Ukraina dari berbagai arah. Serangan bahkan sudah semakin dekat ke jantung ibu kota Kiev. Namun hingga kini, tidak ada satu pun negara Barat yang membela. Padahal Kiev telah meminta bantuan sesegara mungkin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan kembali ke aliansi Barat agar menghentikan kebrutalan Rusia. "Pagi ini kita mempertahankan negara ini sendirian. Seperti kemarin, negara-negara kuat dunia hanya melihat dari jauh," ujarnya, Jumat (25/2/2022).
"Apakah Rusia bisa diyakinkan dengan sanksi kemarin? Kami dengar di langit kami dan melihat di darat bahwa itu tidaklah cukup."
Barat kini hanya mengecam dan mengancam akan menjatuhkan sanksi ke Rusia. Pun halnya AS yang hanya membela dengan kata-kata dan ancaman sanksi. Namun Rusia sepertinya bergeming. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengingatkan kepada negara asing agar tidak turut campur dalam