Personel Militer Ukraina Jadi Sasaran Peretas Belarus
Peretas targetkan alamat email pribadi personel militer Ukraina dan individu terkait
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat keamanan siber Ukraina mengatakan peretas atau hacker telah menargetkan alamat email pribadi personel militer Ukraina dan individu terkait. Dalam sebuah pengumuman yang diunggah di Facebook, Tim Tanggap Darurat Komputer Ukraina (CERT) menyebut para peretas menggunakan email pencuri kata sandi untuk membobol akun email tentara Ukraina.
Para peretas juga menggunakan buku alamat yang disusupi untuk mengirim pesan jahat lebih lanjut. CERT mengatakan kelompok peretas yang berbasis di Minsk dengan nama sandi "UNC1151" merupakan dalang atas peretasan tersebut. CERT mengidentifikasi anggotanya sebagai perwira militer Belarusia.
Sebelumnya pemerintah Ukraina meminta bantuan peretas atau hacker untuk membantu melindungi infrastruktur penting. Termasuk melakukan misi mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia. Ketika pasukan Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina, permintaan untuk sukarelawan mulai muncul di forum peretas pada Kamis (24/2/2022) pagi. Pemerintah melakukan permintaan sukarelawan karena banyak penduduk yang melarikan diri dari ibukota Kiev.
"Komunitas siber Ukraina! Saatnya untuk terlibat dalam pertahanan siber negara kita," demikian bunyi unggahan pengumuman rekrutmen sukarelawan itu.
Pemerintah Ukraina meminta para peretas dan pakar keamanan siber mengirimkan aplikasi melalui Google docs dengan mencantumkan spesialisasi mereka, seperti pengembangan malware dan referensi profesional. Salah satu pendiri perusahaan keamanan siber di Kiev, Yegor Aushev, mengatakan dia menulis unggahan pengumuman sukarelawan peretas atas permintaan pejabat senior Kementerian Pertahanan yang menghubunginya pada Kamis.
Seorang sumber membenarkan bahwa permintaan sukarelawan peretas itu datang dari Kementerian Pertahanan pada Kamis pagi. Perwakilan Kementerian Pertahanan Ukraina tidak menanggapi permintaan komentar.
Atase pertahanan di kedutaan Ukraina di Washington mengatakan dia tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal informasi sukarelawan peretas yang diumumkan di saluran Telegram mengacu pada platform pesan seluler. Mereka menolak berkomentar lebih lanjut.
Perusahaan Aushev, Cyber Unit Technologies, bekerja sama dengan pemerintah Ukraina dalam pertahanan infrastruktur penting. Aushev mengatakan para sukarelawan akan dibagi menjadi unit siber defensif dan ofensif. Unit pertahanan akan digunakan untuk mempertahankan infrastruktur seperti pembangkit listrik dan sistem air.
Dalam serangan siber 2015, yang secara luas dikaitkan dengan peretas Rusia, sebanyak 225 ribu warga Ukraina kehilangan listrik. Unit sukarelawan ofensif akan membantu militer Ukraina melakukan operasi spionase digital melawan invasi pasukan Rusia. "Kami memiliki tentara di dalam negara kami. Kita perlu tahu apa yang mereka lakukan," kata Aushev.
Aushev menerangkan upaya untuk membangun kekuatan militer siber datang terlambat. Aushev mengatakan dia telah menerima ratusan pelamar dan mulai memeriksa untuk memastikan tidak ada satupun dari mereka adalah agen Rusia. Seorang pejabat keamanan Ukraina mengatakan negara tidak memiliki pasukan siber militer khusus. "Tugas kami untuk membuatnya tahun ini," katanya kepada Washington Post.