Tentara Ukraina yang Dilaporkan Tewas di Pulau Ular Kemungkinan Masih Hidup
Para tentara Ukraina itu dilaporkan ditahan oleh militer Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar 13 tentara Ukraina tewas setelah menolak menyerah dari militer Rusia di Pulau Ular, Laut Hitam, sempat viral di media sosial. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky awalnya mengonfirmasi kematian para prajurit tersebut dan akan memberikan gelar anumerta.
Namun dari informasi terakhir yang beredar pada akhir pekan lalu, pejabat Ukraina mengatakan bahwa ada kemungkinan tentara itu masih hidup. Pernyataan itu disampaikan setelah media Rusia melaporkan bahwa para prajurit itu telah ditahan. Rusia lewat rekaman video bahkan menampilkan bagaimana personel Ukraina itu masih sehat.
Seperti dilaporkan Washington Post, pejabat Ukraina kini terus mencari tahu keberadaan tentara tersebut. Belum diketahui secara pasti apakah mereka yang ditahan sebanyak 13 orang atau lebih. Laporan ini sekaligus meralat informasi yang beredar sebelumnya.
Baca laporan terdahulu, Menolak Menyerah, Ini Kalimat Terakhir Tentara Ukraina Sebelum Dibunuh.
Sebelumnya tentara Ukraina yang dilaporkan gugur saat mempertahankan pulau di Laut Hitam dari serangan Rusia dilaporkan sempat mengeluarkan kata-kata perlawanan. Personel Ukraina mengatakan ke petugas kapal perang Rusia melalui saluran radio "Go fuck yourself" ketika diminta untuk menyerah.
Seperti dilaporkan the Guardian, Jumat (25/2/2022), terdapat 13 tentara penjaga perbatasan di Pulau Ular yang memiliki luas sekitar 16 hektar dan terbentang di sebelah barat Crimea. "Seluruh 13 tentara itu terbunuh setelah menolak untuk menyerah," ujar seorang pejabat Ukraina.
Dalam pidatonya, Presiden Volodymyr Zalensky mengumumkan bahwa ia akan memberikan penghargaan anumerta ke 13 prajurit Ukraina yang gugur dengan gagah berani melawan Rusia. "Semua penjaga perbatasan itu terbunuh secara heroik, namun mereka tidak menyerah," ujarnya.
Berdasarkan rekaman audio yang beredara di media sosial, petugas Rusia mengatakan ke tentara Ukraina di pulau tersebut agar menyerah dan menurunkan senjata.
"Ini adalah kapal militer. Ini adalah kapal militer Rusia. Kami minta kalian untuk menaruh senjata kalian dan menyerah untuk menghindar pertumpahan darah dan jatuhnya korban. Jika tidak, kalian akan dibom," ujar pejabat militer Rusia itu.
Setelah sunyi beberapa saat, personel militer Ukraina itu merespons. "Kapal perang Rusia, 'go fuck yourself'." Selanjutnya senjata kapal Rusia membombardi pulau itu.