AS ke China: Ini Bukan Waktunya Berdiri di Pinggir, Kutuk Presiden Putin
China mendorong agar Rusia dan Ukraina menyelesaikan persoalan dengan negosiasi.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) meminta Cina mengutuk langkah Rusia menyerang Ukraina. Beijing dinilai belum berbuat banyak dalam merespons tindakan agresif Moskow.
Sekretaris Pers Gedung Putin Jen Psaki mengungkapkan, China telah menerapkan beberapa sanksi yang dikenakan AS dan sekutunya terhadap Rusia atas keputusan menyerang Ukraina. Namun, dia menekankan, Beijing harus berbuat lebih banyak.
“Ini bukan waktunya untuk berdiri di pinggir lapangan. Ini saatnya untuk vokal dan mengutuk tindakan Presiden (Rusia Vladimir) Putin dan Rusia yang menyerang negara berdaulat,” kata Psaki dalam sebuah wawancara dengan MSNBC.
Dia mengungkapkan, Presiden AS Joe Biden belum melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping tentang krisis Rusia-Ukraina. Kendati demikian, Psaki tak menutup kemungkinan pembicaraan semacam itu bakal terjadi pada masa mendatang.
"Tetapi ada juga langkah-langkah penting bagi kepemimpinan China untuk melihat diri mereka sendiri dan benar-benar menilai di mana mereka ingin berdiri saat buku-buku sejarah ditulis," ujar Psaki.
Biden telah melayangkan kecaman atas serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu. "Putin akan menjadi paria di panggung internasional. Setiap negara yang menyetujui agresi telanjang Rusia terhadap Ukraina akan ternoda oleh keterkaitan,” ujarnya.
Dalam komentarnya, Biden tak menyinggung China. Namun Beijing mengambil sikap lain. Negeri Tirai Bambu menolak menyebut langkah Rusia terhadap Ukraina sebagai invasi. China hanya mendesak para pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menyelesaikan masalah mereka lewat dialog atau diplomasi.
“Situasi di Ukraina timur telah mengalami perubahan yang cepat. China mendukung Rusia dan Ukraina menyelesaikan masalah melalui negosiasi,” kata Presiden China Xi Jinping saat melakukan pembicaraan via telepon dengan Putin pada Jumat (25/2) pekan lalu, dilaporkan laman China Global Television Network.
Pada kesempatan itu, Xi turut menyampaikan kepada Putin tentang pentingnya meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan mementingkan serta menghormati masalah keamanan yang wajar dari semua negara. Xi mendorong pembentukan mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan lewat negosiasi.
Xi mengatakan China bersedia bekerja dengan semua pihak di komunitas internasional untuk mengadvokasi konsep keamanan bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan. Beijing pun siap menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai intinya
Sementara itu, dalam pembicaraan dengan Xi, Putin menjelaskan alasan Rusia meluncurkan “operasi militer khusus” ke Ukraina. Putin mengatakan AS dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah lama mengabaikan masalah keamanan yang wajar dari Rusia. Putin pun menyampaikan bahwa Rusia siap mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Ukraina.