Mesir, Negeri Para Firaun yang Rayakan 100 Tahun Merdeka
Pada 28 Februari 1922, Mesir merdeka.
Diplomasi,Republika.co.id, -- Mesir memiliki kebudayaan yang telah terentang hingga ribuan tahun lalu. Piramid, patung sphinx menjadi ciri khas negeri para firuan itu. Laman DW menyebutkan, "Tak ada perjalanan ke Mesir tanpa mengunjungi piramid Giza yang terkenal."
Namun, 28 Februari tetap menjadi istimewa Mesir. Alasannya, menurut the People History, 100 tahun lalu bangsa Mesir memulai sejarah modern sebagai negara merdeka.
Kini, sisa kejayaan masa lalu masih dapat disaksikan di Mesir meski tak lagi utuh. Piramid Giza termasuk satu dari tujuh keajaiban dunia. Sementara patung mitos Sphinx, berkepala manusia namun berbadan singa, berdiri tegak di kompleks Giza.
DW juga menyebutkan, Gunung Sinai atau Jabal Musa sebagai tempat ziarah penting di Mesir. Di sanalah, Nabi Musa AS menerima wahyu. Hal ini disebutkan dalam Taurat, Injil, dan Alquran.
Mesir ada di bawah pendudukan Inggris sejak 1882. Pendudukan itu dilakukan karena untuk mengamankan kepentingan Inggris di Terusan Suez. Namun, gerakan nasional setempat menyerukan kemerdekaan Mesir.
Laman Britannica menyebutkan, Inggris akhirnya mendeklarasikan sepihak kemerdekaan Mesir pada 28 Februari 1922.
Mesir adalah buaian peradaban dunia. Jantung negeri ini, tempat lembah Sungai Nil dan delta berada, adalah tempat bagi peradaban utama Timur Tengah. Mesir adalah ibu bagi kehidupan perkotaan dan masyarakat awal dunia yang mengenal hurup.
Kepemimpinan para firaun bertahan hingga sekitar 3.000 tahun. Selama itu, serangkaian dinasti silih berganti berkuasa. Pada masa itulah mereka mewariskan piramid, patung sphinx, dan peninggalan lain.
Belakangan pada 323 SM, Mesir menjadi bagian integral dari dunia Helleistik. Ketika dikuasai Dinasti Ptolemaik dari Yunani, masyarakat melek hurup pun berkembang di Iskandariah.
Pada 30 SM, Mesir dikuasai bangsa Roma, lalu jatuh kepada penerusnya yaitu kekuasaan Kekaisaran Bizantium. Akhirnya, pada 639-642 M, Mesir dikuasai bangsa Arab. (yen)