AS Tutup Kedubesnya di Belarusia

Deplu AS pun meminta warga AS di Belarusia untuk meninggalkan negara tersebut.

AP/Russian Defense Ministry Press S
Dalam foto yang diambil dari video dan dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu, 2 Februari 2022, tank Rusia dan Belarusia berkendara selama latihan militer bersama di lapangan tembak Brestsky, Belarusia. Pasukan Rusia dan Belarusia mengadakan pelatihan tempur bersama di lapangan tembak di Belarus pada Rabu karena ketegangan tetap tinggi di bawah ancaman perang dengan Ukraina. Latihan tersebut melibatkan unit senapan bermotor, artileri dan rudal anti-tank, serta awak tank dan pengangkut personel lapis baja.
Rep: Reuters/Kamran Dikarma Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memutuskan menutup kedutaan besarnya di Belarusia, Senin (28/2). Negara tersebut diketahui membersamai Rusia dalam konfrontasi dengan Ukraina.


Lewat akun Twitter pribadinya, Duta Besar AS untuk Belarusia Julie Fisher mengunggah foto saat dua staf menurunkan bendera AS dari tiang di area kedutaan. “AS telah menangguhkan operasi dari kedutaan kami di Minsk. Semua staf Amerika telah meninggalkan Belarus,” tulis Fisher.

Dia berpendapat, keterlibatan Belarusia dalam perang Rusia melawan Ukraina telah menunjukkan bahwa pemerintahan negara tersebut telah kehilangan kedaulatannya dalam pengambilan keputusan. Departemen Luar Negeri AS pun meminta warga AS di Belarusia untuk meninggalkan negara tersebut.

Selain menutup kantor perwakilan diplomatiknya di Minsk, Washington juga mengizinkan para stafnya untuk meninggalkan kedutaan besar AS di Moskow. "Kami mengambil langkah ini karena masalah keamanan dan keselamatan yang berasal dari serangan yang tidak beralasan serta tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia di Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Sebelumnya, AS juga telah meminta warganya di Rusia untuk meninggalkan negara tersebut. “Warga AS harus mempertimbangkan untuk segera meninggalkan Rusia melalui opsi komersial yang masih tersedia,” demikian bunyi peringatan keamanan yang diunggah Kedutaan Besar AS di Moskow di situs webnya, Ahad (27/2).

AS diketahui telah mengecam agresi Rusia terhadap Ukraina yang dilancarkan pada 24 Februari lalu. Washington kemudian memberlakukan sanksi berupa blokade ekspor teknologi terhadap Moskow. Menurut Presiden AS Joe Biden, hal itu akan sangat membatasi kemampuan Rusia dalam memajukan bidang militer dan kedirgantaraannya.

AS bersama Uni Eropa, Kanada, dan Inggris juga mengeluarkan Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia. SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler