Mengenal Zaporizhzhia, Pembangkit Tenaga Nuklir Terbesar di Ukraina dan Eropa

Zaporizhzhia terkenal sebagai pemasok listrik yang kuat di Ukraina.

wikipedia
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ukraina dikenal sebagai negara di Eropa timur yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai sumber energi. PLTN Ukraina dioperasikan oleh NNEGC Energoatom, utilitas tenaga nuklir Ukraina dengan semua reaktornya tipe VVER Rusia.

Baca Juga


PLTN terbesar di Ukraina adalah Zaporizhzhia. Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar tidak hanya di Ukraina tetapi juga di Eropa.

PLTN Zaporizhzhia (ZNPP) terletak di zona stepa Ukraina, di tepi reservoir air Kakhovka. Keputusan pembangunan terjadi pada tahun 1977 dan 1980 dimulai awal pembangunan bertahap. Pada periode 1984 hingga 1987, empat unit tenaga telah dioperasikan. Ini berlanjut pada unit lima dan enam pada tahun 1989 dan 1995.

ZNPP terkenal sebagai pemasok listrik yang kuat di Ukraina. Setidaknya ZNPP menghasilkan 40-42miliar kWh yang setara dengan seperlima dari rata-rata produksi listrik tahunan di Ukraina. Tak hanya terbesar, ZNPP menjadi PLTN pertama dengan reaktor desain VVER yang membangun fasilitas penyimpanan kering bahan bakar bekas (SFDSF) di tempat.

Dikutip dari Energo Atom, Kamis (3/3), SFDSF adalah fasilitas nuklir pertama yang telah lulus semua tinjauan desain dan tahap persetujuan yang dipersyaratkan oleh undang-undang nuklir nasional Ukraina. ZNPP juga menjadi yang pertama di Commonwealth of Independent States (CIS) yang memperkenalkan Sistem Informasi dan Pengukuran 'Kiltze'.

Sistem tersebut bertujuan untuk pemantauan radiasi berkelanjutan dari lokasi industri pembangkit listrik tenaga nuklir, perlindungan sanitasi, dan zona kontrol radiasi 30 kilometer. Pada tahun 2008, ZNPP diakui sebagai PLTN terbaik yang berafiliasi dengan Moscow Center untuk sebelas indikator kinerja yang diterima secara luas.

 

 

Pengembangan industri nuklir

Selain ZNPP, Ukraina juga memiliki PLTN lain. Pengembangan energi nuklir dimulai pada tahun 1970 dengan pembangunan pembangkit listrik Chernobyl dengan unit pertama pada tahun 1977. Kemudian unit empat pada tahun 1983 dan dihancurkan pada tahun 1986.

Pada akhir tahun 1995, Zaporozhe enam terhubung ke jaringan yang menjadikan Zaporozhe sebagai PLTN terbesar di Eropa dengan kapasitas bersih 5700 MWe. Pada bulan Agustus dan Oktober 2004, PLTN Khmelnitski dua dan Rovno empat terhubung ke jaringan yang mengakhiri konstruksi lama dan terputus serta menambahkan 1900 MWe untuk menggantikan yang hilang karena penutupan Chernobyl satu dan tiga pada tahun 1996 dan 2000.

Meskipun industri nuklir Ukraina terlibat erat dengan Rusia selama bertahun-tahun, industri ini tetap relatif stabil selama perubahan yang terjadi ketika negara itu merdeka dari bekas Uni Soviet. Faktanya, selama periode itu dan sejak itu, telah ada perbaikan berkelanjutan dalam keselamatan operasional dan tingkat keluaran reaktor nuklir Ukraina.

Dikutip World Nuclear, sejak reaktor pertama dioperasikan pada tahun 1977, faktor beban terus meningkat dan mencapai 81,4 persen pada tahun 2004. Setahun kemudian penurunan faktor beban terjadi yang terkait dengan pembatasan yang diberlakukan oleh jaringan listrik nasional. Pada tahun 2019, faktor beban mencapai 75 persen.

Reaktor lain seperti VVER-1000 tunggal dibangun di Chyhyryn, Odessa, Kharkiv dan Krimea di Shcholkine, tetapi pengerjaannya dihentikan pada 1989-1990. Pada bulan Juni 2014, kementerian energi mengatakan konsep baru untuk pengembangan tenaga nuklir akan mencakup aspek teknis dan keuangan dari pembangunan unit tenaga baru dan memajukan rencana untuk pabrik fabrikasi bahan bakar dan tempat penyimpanan limbah.

Pada bulan Juli kabinet meninjau situasi, menegaskan prioritas tenaga nuklir, dan mengatakan reaktor desain barat mungkin dibangun di Ukraina Selatan yang memiliki akses dari laut untuk pengiriman peralatan besar. Lalu pada tahun 2018, pemerintah Rusia dan perwakilan Rosatom bertemu untuk membahas pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk desalinasi air laut di Krimea.

Perlu diketahui, sebagian besar pasokan energi primer di Ukraina berasal dari uranium negara dan sumber daya batu bara yang substansial. Sedangkan sisanya adalah minyak dan gas yang sebagian besar diimpor dari Rusia, tetapi semakin banyak dari Uni Eropa (UE).

Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat pembangkit listrik menurun drastis. Semua penurunan berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas. Pada bulan Desember 2005 Ukraina dan Uni Eropa menandatangani perjanjian kerjasama energi yang menghubungkan negara itu dalam hal energi nuklir dan pasokan listrik.

 

Pembaruan strategi energi lebih lanjut terjadi pada Agustus 2017 yang menempatkan pangsa listrik tenaga nuklir sekitar 50 persen hingga 2035 dengan tenaga air 13 persendan energi terbarukan lainnya 25 persen. Pada Februari 2021, pemerintah menegaskan perlunya tiga reaktor tenaga nuklir lagi, terutama menyelesaikan Khmelnitsky tiga dan empat dan membangun Rovno lima untuk menggantikan dua unit yang tua.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler