PP Persis Dorong Indonesia Damaikan Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina akan berdampak kepada banyak negara dengan tingkat yang berbeda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) meminta pemerintah Indonesia terus berupaya menghentikan peperangan Rusia-Ukraina dan menciptakan kedamaian. Wakil Ketua Umum Persis, KH Jeje Zainuddin menilai perang Rusia-Ukraina merupakan bentuk kegagalan kompromi dari tarik menarik kepentingan berbagai pihak, dalam hal ini kepentingan nasional Rusia di satu sisi, dan kepentingan negara-negara anggota NATO di sisi lain, terutama kepentingan negara Ukraina itu sendiri yang menginginkan menjadi anggota NATO.
Menurut Kiai Jeje kepentingan nasional suatu negara adalah menyangkut keamanan, politik, dan ekonomi. Menurutnya bagi negara super power seperti Rusia, jalan perang ditempuh untuk menunjukkan kekuatan persenjataan perang mereka dalam memaksa Ukraina agar tetap tunduk dan loyal kepada Rusia.
"Jadi, hemat saya, tidak nampak konflik kepentingan agama dalam kasus perang Rusia - Ukraina ini. Tapi bukan berarti tidak akan ada dampak ataupun keterlibatan sentimen agama dalam perang tersebut. Dikarenakan banyak pasukan tentara perang Rusia yang berasal dari negeri sekutu Rusia yang mayoritas muslim seperti pasukan perang dari Chehnya," kata kiai Jeje dalam pesan singkatnya kepada Republika,co.id pada Jumat (4/3/2022).
Ia mengatakan perang Rusia-Ukraina akan berdampak kepada banyak negara dengan tingkat yang berbeda-beda, termasuk ke Indonesia. Menurutnya yang akan terdampak cepat adalah sektor ekonomi dan sektor politik keamanan. Kiai Jeje berharap Indonesia bisa menjadi negara yang dapat menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian antara Rusia-Ukraina.
"Indonesia sebagai negara berdaulat dan non blok, tidak berpihak kepada blok Barat maupun blok Timur, tentu akan bersikap netral. Tetapi sebagai amanat konstitusi bahwa Indonesia anti penjajahan dan mendorong terciptanya perdamaian dunia. Maka sudah seharusnya ikut berpihak kepada upaya penciptaan perdamaian dan menghendaki dihentikanya peperangan," katanya. Andrian Saputra