Di Tengah Kemungkinan Penutupan Kedutaan, Warga AS Diminta Tinggalkan Rusia
Warga yang tidak bisa tinggalkan Rusia diminta pikirkan rencana hidup tanpa kedutaan.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia, John Sullivan, pada Rabu (9/3/2022) meminta warganya untuk meninggalkan Rusia atau memikirkan rencana tentang bagaimana tinggal di negara itu tanpa bantuan kedutaan. Seruan tersebut dilontarkan di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan penutupan misi AS oleh pemerintah Rusia.
"Rekomendasi kami adalah tinggalkan Rusia sekarang. Jika Anda berpikir untuk pergi, jika Anda dapat pergi, pergilah sekarang. Atau jika Anda tidak akan pergi sekarang, pikirkan rencana bagaimana Anda akan tinggal di sini tanpa bantuan dari kedutaan, karena pemerintah Rusia mungkin menutup kedutaan," kata Sullivan, dilansir Anadolu Agency, Rabu (9/3/2022).
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (8/3/2022) memberlakukan larangan impor minyak dan energi lainnya dari Rusia. Sebelumnya, Rusia memperingatkan bahwa harga minyak bisa melonjak hingga lebih dari 300 dolar AS per barel, jika Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang impor minyak mentah dari Rusia.
Rusia mengatakan, Eropa mengonsumsi sekitar 500 juta ton minyak per tahun. Rusia memasok sekitar 30 persen dari konsumsi minyak Eropa atau sebesar 150 juta ton, termasuk 80 juta ton petrokimia.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991. Kini Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Biden mengatakan, larangan impor minyak dari Rusia mendapatkan dukungan bipartisan di Kongres. Dia mengatakan, banyak sekutu dan mitra Eropa mungkin tidak dalam posisi untuk bergabung dengan langkah larangan impor tersebut.
Biden mengatakan, AS memproduksi minyak lebih banyak di dalam negeri daripada gabungan semua negara Eropa. Sementara AS adalah pengekspor energi bersih.
"Jadi, kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa. Tapi, kami bekerja sama dengan Eropa dan mitra kami untuk mengembangkan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia juga," ujar Biden.
Biden mengakui bahwa langkah itu akan menimbulkan rasa sakit bagi konsumen Amerika. Harga bensin di Amerika naik ke level tertinggi dalam hampir 14 tahun pada Selasa. Rata-rata nasional mencapai 4,173 dolar AS per galon untuk bensin biasa, tertinggi sejak Juli 2008.
"Perang Putin sudah merugikan keluarga Amerika di pompa bensin. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk meminimalkan kenaikan harga Putin di sini di dalam negeri," ujar Biden.
Biden menegaskan kembali komitmennya untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan bersama dengan mitra, yang setengahnya berasal dari AS. Dia mencatat bahwa, AS telah memberikan bantuan ke Ukraina senilai lebih dari satu miliar dolar AS.
"Kami memberlakukan paket sanksi ekonomi paling signifikan dalam sejarah, dan itu menyebabkan kerusakan signifikan pada ekonomi Rusia," kata Biden.
Menurut data PBB, sedikitnya 474 warga sipil tewas dan 864 lainnya terluka di Ukraina sejak invasi Rusia. Sementara, lebih dari 2,1 juta orang telah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga.