Menjajal Bus Listrik Transjakarta, Ini Bedanya
Bus listrik Transjakarta baru diresmikan dan sudah dibisa digunakan untuk umum.
Mencoba menumpang bus Transjakarta di ibu kota tentu bukan pengalaman yang baru. Kendaraan umum massal ini memang kerap menjadi transportasi andalan para pekerja, pelajar hingga masyarakat umum lainnya di DKI Jakarta.
Namun demikian, kini ada armada baru dari bus Transjakarta yang memanfaatkan tenaga listrik. Berbeda dengan komponen penggerak bus diesel dengan motor bakar toraknya, bus listrik menggunakan penggerak motor listrik.
“Kayak bus biasa saja. Cuma ada banyak beda yang kerasa di bus listrik ini,” ujar penumpang bus listrik rute 1P Terminal (Senen-Bundaran Senayan), Dion (28 tahun).
Dia mengatakan, secara interior desain memang tak jauh berbeda dengan bus pada umumnya. Kendati demikian, ada perubahan besar yang cukup kentara.
“Mesinnya kerasa alus banget. Memang baru, tapi kayak enggak ada guncangan saja,” katanya.
Tak hanya itu, dia juga menyoroti sistem keamanan bus dengan CCTV yang terlihat lebih banyak. Selain, dari fasilitas keamanan yang dinilainya telah ditawarkan bus tersebut.
“Lebih enak sih pake bus listrik ini. Kayaknya juga bakal pakai ini lagi, kalau udah nyebar ke jalur yang lain,” katanya.
Sebelumnya pada Jumat (10/3) Pemprov DKI telah meresmikan bus Transjakarta baru bertenaga listrik dan diuji cobakan setelahnya selama beberapa waktu. Tetapi, baru kemarin, Selasa (8/3) bus benar-benar digunakan dan diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, dan jajaran PT Transjakarta di Monas, Jakarta Pusat, dengan rute Senen-Bundaran Senayan yang berangkat dari Balai Kota DKI Jakarta.
Berdasarkan pantauan Republika, bus itu tak memiliki banyak perubahan dari bus bertenaga diesel. Tetapi, ada kenyamanan yang diterima penumpang lebih baik dari jenis sebelumnya.
Bus pabrikan Build Your Dream (BYD) itu menggunakan tipe single low entry dengan kapasitas baterai mencapai 324 kWh. Untuk jangkauannya, bus itu mampu menembus sejauh 250 km per hari dengan jenis pengisi daya DC plug-in charging dan berkonsumsi daya 1,3 kWh per Km.
“Busnya nyaman sih. Kapasitasnya juga banyak, dihitung ada kali bisa 50-an orang. 33 kursi yang ada juga sama, nyaman,” kata Fahri (28) penjajal bus TransJakarta listrik lainnya.
Dengan adanya inovasi tersebut, dia mengaku senang karena bisa berkontribusi mengurangi gas emisi. Bahkan, dia berharap dengan adanya peningkatan jumlah bus secara berkala bisa semakin memberikan kontribusi kepada lingkungan dan udara lebih jauh. “Saya bisa nyaman pakai bus listrik kalau enggak macet,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Utama PT Transjakarta, Mochamad Yana Aditya, mengatakan, sebanyak 30 unit bus listrik Transjakarta yang segera beroperasi telah lolos uji ketahanan banjir. Menurut dia, segala hal berkaitan dengan banjir, kecelakaan, telah diantisipasi dan diujicobakan pada bus tersebut.
“Semua merek yang ada harus lolos uji dari kami,” kata Yana dalam peluncuran bus TransJakarta listrik di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3).
Dikatakan dia, pabrikan BYD dengan pemegang merek PT Bakrie and Brothers itu akan dioperasikan oleh PT Mayasari Bhakti dan akan beroperasi pada rute non-BRT.
Dalam pemaparannya, tingkat polusi udara pada bus litrik itu akan berkurang hingga 28 persen dibanding bus diesel. Bahkan, emisi CO2 juga akan berkurang hingga 50,3 persen.
Rute bus listrik itu baru dioperasikan secara bertahap dengan rute awal 1P (Terminal Senen -Bundaran Senayan). Ke depannya, rute yang akan diprioritaskan adalah 1R (Tanah Abang-Terminal Senen), 1N (Blok M- Tanah Abang) dan 6N (Ragunan - Blok M) yang akan beroperasi pada pukul 06.00 hingga 21.00 WIB.
Direncanakan PT Transjakarta, operasional tahap awal dimulai Maret 2022 secara bertahap. Hingga akhirnya pada 2030, bus listrik akan menggantikan 10.047 unit bus Transjakarta di DKI. Zainur Mahsir Ramadhan