Mengenal Uranium, Unsur Radioaktif yang Sering Rebutan Negara

Martin Heinrich Klaproth, seorang ahli kimia Jerman, menemukan uranium pada tahun 1789.

network /Murdaningsih
.
Rep: Murdaningsih Red: Partner
Uranium. (flickr) uranium merupakan unsur radioaktif yang bisa digunakan untuk energi nuklir hingga bom nuklir.

MAGENTA -- Konflik Rusia dan Ukraina membuat nuklir kini makin banyak diperbincangkan. Terlebih lagi, Ukraina merupakan salah satu negara yang memiliki PLTN sebagai sumber energi utama. Rusia juga merupakan salah satu negara pengekspor uranium yang penting untuk sumber energi.


Uranium adalah sumber energi yang bisa digunakan untuk tujuan kebaikan, dan sebaliknya untuk tujuan peperangan. Yuk, kita kenal lebih jauh apa itu uranium...

Dilansir dari Live Science, uranium adalah unsur radioaktif alami. Uranium adalah kekuatan reaktor nuklir dan bom atom. Uranium merupakan logam radioaktif yang menjadi senjata dalam perang paling menghancurkan sepanjang sejarah.

Pada 6 Agustus 1945, sebuah bom sepanjang 3 meter jatuh dari langit di atas kota Hiroshima di Jepang. Kurang dari satu menit kemudian, segala sesuatu dalam jarak satu mil dari ledakan bom hancur. Badai api besar dengan cepat menghancurkan dalam jarak berkilo-kilometer. Puluhan ribu orang meninggal dunia.

baca juga: Chernobyl, Tragedi Nuklir Terburuk yang Pernah Terjadi

Kala itu adalah pertama kalinya penggunaan bom atom dalam peperangan. Semua itu tidak akan mungkin terjadi tanpa uranium.

Logam radioaktif ini unik karena salah satu isotopnya. Uranium-235, adalah satu-satunya isotop alami yang mampu mempertahankan reaksi fisi nuklir. Untuk diketahui, isotop adalah versi unsur dengan jumlah neutron yang berbeda dalam intinya.

Isotop adalah bentuk dari unsur yang nukleusnya memiliki nomor atom yang sama, tetapi jumlah proton di nukleus dengan massa atom yang berbeda karena mereka memiliki jumlah neutron yang berbeda.

Untuk memahami uranium, penting untuk memahami radioaktivitas. Secara alami, uranium bersifat radioaktif.

Nukleusnya tidak stabil, sehingga unsur tersebut berada dalam keadaan peluruhan yang konstan, mencari pengaturan yang lebih stabil.

Profil uranium:

Nomor atom (jumlah proton dalam inti): 92

Simbol atom (pada Tabel Periodik Unsur): U

Berat atom (massa rata-rata atom): 238.02891

Kepadatan: 18,95 gram per sentimeter kubik

Fase pada suhu kamar: Padat

Titik lebur:1.135 derajat Celcius

Titik didih: 4.131 C

Jumlah isotop (atom dari unsur yang sama dengan jumlah neutron yang berbeda): 16, 3 terjadi secara alami

Isotop yang paling umum: U-234 (0,0054 persen kelimpahan alami), U-235 (0,7204 persen kelimpahan alami), U-238 (99,2742 persen kelimpahan alami)

Martin Heinrich Klaproth, seorang ahli kimia Jerman, menemukan uranium pada tahun 1789. Namun sebenarnya keberadaan uranium telah diketahui sejak tahun 79 M dalam bentuk uranium oksida. Uranium oksida digunakan sebagai zat pewarna untuk glasir keramik dan kaca.

Klaproth menemukan unsur dalam bijih bijih besi, yang pada saat itu dianggap sebagai bijih seng dan besi. Mineral dilarutkan dalam asam nitrat, dan kemudian kalium (garam kalium) ditambahkan ke endapan kuning yang tersisa. Klaproth menyimpulkan bahwa dia telah menemukan unsur baru ketika reaksi antara kalium dan endapan tidak mengikuti reaksi unsur yang diketahui. Penemuannya ternyata uranium oksida dan bukan uranium murni seperti yang dia yakini semula.

baca juga: Couple Goals, Berawal Dari Laboratorium, Jatuh Cinta Hingga Dapat Nobel Bareng

Menurut Laboratorium Nasional Los Alamos, Klaproth menamai unsur baru tersebut setelah planet Uranus yang baru ditemukan. Eugène-Melchior Péligot, seorang ahli kimia Prancis, mengisolasi uranium murni pada tahun 1841 dengan memanaskan uranium tetraklorida dengan kalium.

Uranium ditemukan radioaktif pada tahun 1897 oleh Antoine H. Becquerel, seorang fisikawan Perancis. Saat itu, dia meninggalkan beberapa garam uranium di piring fotografi sebagai bagian dari penelitian tentang bagaimana cahaya mempengaruhi uranium. Becquerel telah meninggalkan sampel uranium di atas pelat fotografi yang tidak terpapar, yang menjadi keruh.

Pelat itu berkabut, menunjukkan semacam emisi dari garam uranium. Becquerel berbagi Hadiah Nobel dengan Marie dan Pierre Curie pada tahun 1903 untuk penemuan itu.

Marie Curie, seorang ilmuwan Polandia, menciptakan istilah radioaktivitas tak lama setelah penemuan Becquerel. Selanjutnya, Pierre Curie, seorang ilmuwan Prancis, melanjutkan penelitian untuk menemukan unsur-unsur radioaktif lainnya, seperti polonium dan radium.

sumber : https://magenta.republika.co.id/posts/71944/mengenal-uranium-unsur-radioaktif-yang-sering-rebutan-negara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler