Vaksinasi Booster Jadi Momentum untuk Bangkitkan Ekonomi Indonesia

Vaksinasi booster memperkuat kebijakan pencabutan PCR atau Antigen

Dok Istimewa
vaksinasi booster di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2022).
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Vaksin booster merupakan bentuk ikhtiar dalam meningkatkan imunitas tubuh. Lebih jauh lagi, dengan vaksin booster dapat mendorong kebangkitan ekonomi, di tengah kebijakan pemerintah mencabut peraturan PCR atau Antigen bagi pelaku perjalanan domestik. 

Baca Juga


Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso, saat pelaksanaan vaksinasi booster di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2022).  

“Saya kira peraturan itu dicabut bagus. Tapi saya berharap pemerintah selalu mengevaluasi semua keputusan yang diambil. Saya mengatakan bagus karena ini akan meningkatkan kembali ekonomi Indonesia. Tentu pemerintah mengambil suatu kebijakan pasti ada ukuran tersendiri. Ukuran bahwa masyarakat sudah mencapai herd imunity,” kata Kiai Chriswanto. 

Menurutnya, meski saat ini vaksinasi booster sudah massif dilakukan, namun pemerintah harus selalu mengawasi dan mengontrol masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes).  

“Tentu harus selalu ada evaluasi dari pemerintah, jangan sampai terjadi gelombang keempat,” ujar dia. 

Dia menyebut gelombang ketiga sudah melampaui gelombang kedua, namun karena penanganannya lebih baik sehingga bed ccupation room (BOR) di rumah sakit tidak sampai terlampaui dari gelombang kedua. Ini artinya, kita semakin mampu menangani laju penyebaran Covid-19.

Dia mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk tidak terprovokasi berita bohong terkait vaksinasi dan selalu menerapkan Prokes ketat.

Menurutnya, jika masyarakat tidak mau menyukseskan vaksin booster akan mengganggu perekonomian Indonesia. Hal itu juga dapat menjaga kesehatan diri sendiri dan tidak membahayakan kesehatan orang lain. 

“Jangan sampai melonjak lagi, itu akan mengganggu roda perekonomian. Kita dibebaskan, terbuka tapi tetap harus terkontrol dan terapkan Prokes. Sehingga betul-betul kesehatan warga bisa terjamin dan ekonomi bisa kembali bangkit,” kata dia. 

Dia mengatakan saat beraudiensi dengan Presiden Joko Widodo, pihaknya berkomitmen membantu pemerintah dalam mensosialisasikan dan melaksanakan vaksinasi booster. Kesiapannya mengadakan vaksinasi booster bekerja sama dengan TNI, Polri, Pemerintah Daerah, Dinkes, dan pihak terkait. 

Dia menyebut pencapaian vaksinasi dosis I, dosis II, dan dosis III, di sentra vaksin Ponpes Minhaajurosyidin mencapai lebih dari 100 ribu orang.  

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Penanggung Jawab Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Puskesmas Cipayung, Sukma Aditya Putra, mengatakan pihaknya sudah melaksanakan vaksin booster sejak awal Januari. 

Menurutnya, antusias warga sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan tersebut. “Vaksin ini adalah wujud ikhtiar kita dalam mencegah penularan Covid-19, tujuannya untuk membentuk kekebalan pasif. Meski ini pasif, tapi efeknya sama dengan kalau orang itu terpapar Covid-19, yang nantinya akan menciptakan kekebalan tubuh,” ucapnya. 

Menurutnya, apabila masyarakat melaksanakan vaksin booster akan meminimalisir gejala saat terpapar. Untuk itu, vaksinasi dan prokes harus dikombinasikan agar masyarakat tercipta kekebalan tubuh yang sempurna.  

Dia mengingatkan, meski saat ini PPKM DKI Jakarta turun ke level dua dan terus terjadi tren penurunan kasus harian, masyarakat diminta untuk tidak lengah. Sebab, banyak daerah-daerah yang justru mengalami peningkatan kasus, “Kita jangan sampai jumawa dan jangan sampai lengah dalam menerapkan prokes,” ujar dia.  

Dalam sehari, lanjutnya, pihaknya mampu memvaksin 200-500 orang. Ia menegaskan, tidak hanya warga DKI Jakarta saja yang diperbolehkan vaksin booster di Sentra Vaksinasi Padepokan Pencak Silat Persinas ASAD Ponpes Minhaajurrosyidiin, tapi seluruh masyarakat Indonesia.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler