Inggris Alami Lonjakan Kasus Rawat Inap Covid-19, Tiga Faktor Ini Penyebabnya
Kasus rawat inap penderita Covid-19 di Inggris kembali melonjak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus warga Inggris positif Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit kembali melonjak. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang mungkin memicu terjadinya lonjakan tersebut.
Secara umum, kasus baru Covid-19 di Inggris pada 2-8 Maret 2022 tampak mengalami peningkatan sebanyak 39,2 persen. Sedangkan pada periode 26 Februari sampai 4 Maret 2022 terjadi peningkatan sebesar 11,1 persen dibandingkan pekan sebelumnya, dengan total 8.763 pasien.
Di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, tercatat ada 268 pasien yang menggunakan ventilator per 7 Maret 2022. Inggris juga telah mengumumkan adanya 729 kasus kematian Covid-19 antara 2-8 Maret. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 1,6 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Direktur Clinical Operational Research Unit di University College London, Christina Pagel, menilai tingginya kasus Covid-19 di Inggris saat ini bisa bertahan lama alias berjangka panjang. Hal ini bisa terjadi salah satunya adalah akibat dominasi subvarian omicron, BA.2.
Mengacu pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), subvarian omicron ini memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi dibandingkan strain (galur) omicron orisinal, yaitu BA.1. Subvarian BA.2 dikenal juga sebagai "Son of Omicron" atau "Stealth Omicron".
Hal lain yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di Inggris adalah mengendurnya aturan dan restriksi di negara tersebut. Seperti yang telah diketahui, aturan terkait penggunaan masker, isolasi mandiri, dan tes Covid-19 telah mengalami pelonggaran di Inggris.
Kondisi ini turut berkontribusi pada kembali meningkatnya kasus Covid-19. Kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga bertambah.
Faktor ketiga yang juga berperan dalam meningkatnya kasus Covid-19 di Inggris adalah efektivitas perlindungan vaksin yang mulai memudar, terutama di kalangan rentan seperti lansia. Kelompok rentan ini akan lebih berisiko membutuhkan perawatan di rumah sakit bila tertular Covid-19.
"Saya khawatir kita akan terjebak pada tingkat (kasus) yang tinggi dalam waktu lama," kata Pagel, seperti dilansir Express.co.uk, Kamis (10/3/2022).
Dalam menanggulangi gelombang varian omicron, Inggris masih menggencarkan vaksinasi dan pemberian dosis ketiga atau booster. Berdasarkan data per Senin (7/3/2022), ada lebih dari 38,3 juta warga Inggris yang telah menerima dosis booster.