A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Use of undefined constant MOBILE - assumed 'MOBILE' (this will throw an Error in a future version of PHP)

Filename: config/config.php

Line Number: 356

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: channel

Filename: models/News.php

Line Number: 78

Inggris Alami Lonjakan Kasus Rawat Inap Covid-19, Tiga Faktor Ini Penyebabnya | Republika Online Mobile

Inggris Alami Lonjakan Kasus Rawat Inap Covid-19, Tiga Faktor Ini Penyebabnya

Kasus rawat inap penderita Covid-19 di Inggris kembali melonjak.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: amp/berita_amp.php

Line Number: 67

www.pixabay.com

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: amp/berita_amp.php

Line Number: 71

Covid-19 (ilustrasi). Tingginya kasus Covid-19 di Inggris dikhawatirkan dapat berlangsung lama.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: search

Filename: helpers/all_helper.php

Line Number: 2070

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus warga Inggris positif Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit kembali melonjak. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang mungkin memicu terjadinya lonjakan tersebut.

Secara umum, kasus baru Covid-19 di Inggris pada 2-8 Maret 2022 tampak mengalami peningkatan sebanyak 39,2 persen. Sedangkan pada periode 26 Februari sampai 4 Maret 2022 terjadi peningkatan sebesar 11,1 persen dibandingkan pekan sebelumnya, dengan total 8.763 pasien.

Baca Juga


Di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, tercatat ada 268 pasien yang menggunakan ventilator per 7 Maret 2022. Inggris juga telah mengumumkan adanya 729 kasus kematian Covid-19 antara 2-8 Maret. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 1,6 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Direktur Clinical Operational Research Unit di University College London, Christina Pagel, menilai tingginya kasus Covid-19 di Inggris saat ini bisa bertahan lama alias berjangka panjang. Hal ini bisa terjadi salah satunya adalah akibat dominasi subvarian omicron, BA.2.

Mengacu pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), subvarian omicron ini memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi dibandingkan strain (galur) omicron orisinal, yaitu BA.1. Subvarian BA.2 dikenal juga sebagai "Son of Omicron" atau "Stealth Omicron".

Hal lain yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di Inggris adalah mengendurnya aturan dan restriksi di negara tersebut. Seperti yang telah diketahui, aturan terkait penggunaan masker, isolasi mandiri, dan tes Covid-19 telah mengalami pelonggaran di Inggris.

Kondisi ini turut berkontribusi pada kembali meningkatnya kasus Covid-19. Kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga bertambah.

Faktor ketiga yang juga berperan dalam meningkatnya kasus Covid-19 di Inggris adalah efektivitas perlindungan vaksin yang mulai memudar, terutama di kalangan rentan seperti lansia. Kelompok rentan ini akan lebih berisiko membutuhkan perawatan di rumah sakit bila tertular Covid-19.

"Saya khawatir kita akan terjebak pada tingkat (kasus) yang tinggi dalam waktu lama," kata Pagel, seperti dilansir Express.co.uk, Kamis (10/3/2022).

Dalam menanggulangi gelombang varian omicron, Inggris masih menggencarkan vaksinasi dan pemberian dosis ketiga atau booster. Berdasarkan data per Senin (7/3/2022), ada lebih dari 38,3 juta warga Inggris yang telah menerima dosis booster.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler