Salimah Ingin Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia
Membangun budaya halal dalam masyarakat merupakan proses panjang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Muslimah (Salimah) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Persaudaraan bertema 'Membangun Budaya Halal dalam Keluarga Indonesia' secara daring pada 12-13 Maret 2022. Salimah melalui Rakornas ini ingin membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Ketua Umum Salimah, Ustazah Etty Praktiknyowati, mengatakan, Rakornas ini ingin menghasilkan gagasan program nasional yang bisa terlaksana dengan baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga Indonesia.
Salimah menyampaikan terimakasih kepada lembaga pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan pegadaian syariah. Mereka akan menjadi narasumber dalam Rakornas Salimah ini.
"Kami berharap keberadaan lembaga strategis pemerintah ini bisa bekerja sama dengan ormas nasional Salimah dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," kata Ustazah Etty saat Rakornas Salimah secara daring, Sabtu (12/3/2022).
Ia mengatakan, berkembangnya dinamika kehidupan biasanya selalu diikuti oleh semakin meningkatnya tantangan yang akan dihadapi setiap organisasi. Maka diperlukan suatu forum untuk berlangsungnya proses koordinasi guna tercapainya pelaksanaan program kerja yang efektif dan efisen.
Ia menambahkan, serta forum untuk merumuskan langkah penyempurnaan yang diperlukan untuk mengimbangi pesatnya perkembangan zaman. Sebab sebuah organisasi perlu mengkaji kembali program-program yang belum dilakukan, kelemahan dan masalah yang dihadapi, dan merumuskan langkah-langkah penyempurnaan untuk menentukan apa yang harus dilakukan di masa mendatang.
"Seiring dengan itu organisasi dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kekuatan organisasinya, baik berupa penguatan maupun menambah struktur di bawahnya," ujar Ustazah Etty.
Ia mengungkapkan, sampai saat ini struktur Salimah telah terbentuk di 34 pimpinan wilayah, 371 pimpinan daerah, 1745 pimpinan cabang, 603 pimpinan ranting, dan satu cabang di Taiwan. Semoga ke depan Salimah bisa terus lebih meluaskan struktur di bawahnya, terutama di tingkat ranting. Sehingga seluruh wilayah Indonesia bisa mendapatkan manfaat keberadaan Salimah, Insya Allah.
Ustazah Etty mengatakan, seperti halnya organisasi lainnya, Rakornas Salimah ini adalah agenda penting. Maka Salimah memandang Rakornas ini momentum yang sangat tepat dalam upaya menggairahkan dan menghidupkan serta membawa organisasi ini ke arah perubahan yang lebih baik.
"Rakornas kali ini diperlukan kesungguhan dan keaktifan peserta untuk melahirkan agenda yang akan dilaksanakan oleh pengurus serta mampu memotivasi pemberdayaan anggota dalam kehidupan masyarakat di berbagai bidang," jelasnya.
Ustazah Etty mengingatkan, membangun budaya halal dalam masyarakat merupakan proses panjang yang dimulai dari pemahaman individu terhadap perintah Allah. Bersama program Salimah yang akan disosialisasikan saat Rakornas ini merupakan salah satu upaya Salimah menjadikan perintah mengkonsumsi, memakai, dan membiasakan kehidupan halal menjadi budaya yang akan dilaksanakan oleh lebih dari dua juta anggota Salaimah.
"Salimah berharap agar seluruh perempuan Indonesia memperhatikan dan memiliki kesadaran untuk menuntut ilmu, mengkonsumsi makanan halal dan baik serta membangun lingkungan yang kondusif," kata Ustazah Etty.
Ia mengatakan, budaya halal yang dibangun Salimah bersinergi bersama mitra merupakan upaya kontributif untuk kebaikan dan keberkahan negeri ini. Pengurus Salimah harus lebih meningkatkan kemampuan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Sehingga program yang dilaksanakan organisasi bisa disinergikan dengan pemerintah.
"Sinergi dengan pemerintah akan membawa Salimah lebih baik dalam membangun yang searah dengan visi, yaitu menjadi ormas perempuan pelopor dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga Indonesia, semoga Salimah bisa lebih variatif, baik dari sisi program dan penerima manfaatnya," ujar Ustazah Etty.