Puasa Umat Sebelum Nabi Muhammad, Seperti Apa?

Ibadah puasa sudah ada sebelum Rasulullah SAW diutus.

republika
Sejarah puasa Ramadhan (ilustrasi)
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT telah mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Baca Juga


Ayat itu mengisyaratkan, puasa bukanlah sebuah kewajiban yang baru muncul pada masa Nabi Muhammad SAW. Jauh sebelum Alquran diturunkan, ibadah tersebut sudah ada. Orang-orang yang beriman kepada Allah pada masa jauh sebelum kelahiran Rasulullah SAW telah menjalankan puasa sebagai ritual pembersihan diri.

Nabi Adam, misalnya, melakukan puasa sebelum ia diturunkan dari surga ke muka bumi lantaran melanggar ketentuan Allah. Bapak umat manusia itu merasa menyesal karena telah tergoda oleh tipu daya setan sehingga ia mendekati pohon terlarang. Di bumi, Adam sempat terpisah dengan istrinya, Hawa. Setelah lama kemudian, keduanya pun kembali dipertemukan atas izin Allah Ta’ala.

Menurut Ibnu Katsir, Nabi Adam AS berpuasa selama tiga hari tiap bulan di sepanjang tahun. Riwayat lain mengatakan bahwa sang manusia-pertama berpuasa tiap tanggal 10 Muharram sebagai ungkapan syukur lantaran Allah mengizinkannya bertemu dengan istrinya, Hawa, di Padang Arafah. Pendapat yang berbeda menyebutkan, Adam berpuasa sehari semalam sejak ia diturunkan dari surga oleh Allah.

Puasa juga diamalkan Nabi Nuh AS. Ibadah ini dilakukannya ketika sedang berada di atas bahtera yang menampung banyak orang dan binatang atas izin Allah SWT. Bencana banjir besar menyapu kaum yang dimurkai Allah, bahkan termasuk anak Nabi Nuh sendiri. Dengan penuh kesabaran, Nuh menjalankan perintah Allah. Mengutip penjelasan Ibnu Majah, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa puasa Nuh berlangsung satu tahun penuh, kecuali pada dua hari raya.

Demikian pula dengan Nabi Ibrahim AS. Sosok berjulukan “bapak para nabi” itu berpuasa ketika raja Namruz memerintahkan pengumpulan kayu bakar yang menggunung tinggi. Ibrahim pun dalam keadaan berpuasa ketika ia dilemparkan ke dalam api besar atas perintah penguasa lalim tersebut. Akan tetapi, Allah lebih berkuasa dan memerintahkan api agar menjadi dingin sehingga sang Khalilullah selamat.

Nabi Musa AS disebutkan juga pernah melakukan ritual puasa ketika sedang bermunajat di Gunung Tursina selama 40 hari. Begitu pula dengan Nabi Yusuf AS ketika sedang menjalani masa tahanan akibat difitnah telah berbuat yang tidak senonoh dengan Zulaikha. Nabi Yunus AS berpuasa ketika terjebak dalam perut ikan paus. Meskipun berusia tua, Nabi Syuaib merutinkan ritual puasa.

Nabi Ayub yang diuji dengan banyak musibah menjadikan puasa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud AS berpuasa secara tersistem, yakni satu hari berpuasa dan sehari keesokannya tidak. Bahkan, kebiasaan yang dilakukan bapak Nabi Sulaiman AS tersebut hingga kini masih dijalankan oleh kaum Muslimin.

Bagi kaum yang beriman, puasa bertujuan untuk meraih ridha Allah SWT. Dengan berpuasa, dapatlah seseorang membentuk pribadi yang bertakwa. Dalam arti, mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler