Sentar Lumbung Beras Indramayu Memasuki Panen Raya Padi Musim Rendengan 2022
Harga jual gabah di tingkat tengkulak saat ini mencapai Rp 4.200 per kg GKP.
INDRAMAYU -- Panen raya padi musim tanam rendeng 2022, mulai dinikmati petani di sentra lumbung padi nasional, Kabupaten Indramayu. Daerah ini, memiliki luas panen padi 226.626 hektare (ha) dengan hasil produksi 1.363.312 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 782.132 ton beras.
Maka, tak heran bila Kabupaten Indramayu terkenal sebagai lumbung padi Nasional. Produksi padi Kabupaten Indramayu merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Salah satu daerah yang memiliki areal pertanian cukup luas adalah Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Desa Wirakanan memiliki areal pertanian sawah dengan luas keseluruhan sekitar 476 Ha.
Memulai musim panen padi di desanya, Kuwu Wirakanan H. Nurkat Hadikusomo melakukan, panen perdana. Sawah yang dijadikan lokasi panen perdana ini milik Bapak Cakam Blok Tlepak, Desa Wirakanan.
Nurkat menyatakan, keberhasilan panen padi di desanya berkat kerjasama semua pihak. “Alhamdulillah, panen Musim Tanam 1 (MT-1) di tahun 2022 ini bisa dikatakan bagus. Berkat kerja sama petani, kelompok tani, penyuluh, mantri pengairan dan jajaran aparatur pemerintah desa,” ujarnya.
Melihat dari suburnya tanaman padi di desanya, Nurkat berkeyakinan, dari satu ha sawah akan dapat menghasilkan rata-rata 6 ton padi. Dengan luasan sekitar 476 ha dan rata-rata perolehan hasil panen 6 ton per ha, maka akan dihasilkan 2.856 ton padi.
Dari pantauan matapantura.republika.co.id, hampir seluruh wilayah di Kabupaten Indramayu mulai melakukan panenan padi. Di wilayah Kecamatan Sindang, misalnya, terlihat ratusan buruh petik padi sudah bersiap sejak pagi hari di areal sawah yang siap panen.
Mereka berharap, mendapatkan rejeki dari panenan musim rendeng saat ini. "Lumayan lah Pak dari pada nggak kerjaan," kata Nano (45 tahun) buruh petik asal Desa Terusan, Kecamatan Sindang, saat ditemui matapantura.republika.co.id, Selasa (15/3/2022).
Dari hasil buruh petiknya itu, dia bersama istrinya mendapatkan bagian 75 kg gabah kering panen (GKP). Namun, gabah itu tidak dia jual saat itu juga, tapi dikumpulkan terlebih dulu hingga jumlah yang cukup banyak.
"Lumayan, sudah ada tiga kuwintal sech di rumah. Nanti dijualnya, kalau harga sudah bagus," katanya.
Saat ini harga gabah yang dijual ke tengkulan rata-rata dihargai Rp 4.200 per kg GKP. Harga yang menurut Nano, masih tergolong bagus. n Agus Yulianto