Stasiun Kereta Berlin Berubah Menjadi Tempat Pengungsi Ukraina

Lebih dari tiga juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menyerang.

AP/Andreea Alexandru
Pengungsi yang melarikan diri dari perang dari negara tetangga Ukraina beralih platform di stasiun kereta api Suceava, di Suceava, Rumania, Sabtu, 12 Maret 2022.
Rep: Dwina agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Setiap jam, kereta lain yang penuh sesak dari Polandia tiba di stasiun kereta utama Berlin. Kereta tersebut dipenuhi ratusan pengungsi Ukraina, kebanyakan ibu dan anak-anaknya yang mencari tempat aman jauh dari perang brutal di negara asal mereka.

Baca Juga


Saat mereka keluar dari kereta, pengeras suara meraung dalam bahasa Ukraina dan Inggris. "Pengungsi dari Ukraina yang terhormat, selamat datang di Jerman, silakan ikuti instruksi para sukarelawan dengan rompi kuning dan oranye," ujar pengumuman itu.

Tersebar di seluruh peron, sekelompok kecil sukarelawan dengan rompi berwarna cerah muncul. Rompi kuning untuk sukarelawan yang berbicara bahasa Jerman, Inggris, dan bahasa lain, sedangkan oranye untuk penutur bahasa Ukraina dan Rusia.

Kelompok relawan ini siap mengarahkan massa yang kelelahan melalui labirin Berlin yang licin dan berkilau ke ruang bawah tanah gedung. Operasi berjalan begitu lancar sehingga arus pengungsi yang tampaknya tak ada habisnya ini sebagian besar tidak diketahui oleh puluhan ribu komuter reguler kota yang berjalan melalui di atas ruang bawah tanah stasiun.

"Ketika ribuan pengungsi pertama tiba di sini, dengan cepat menjadi jelas bahwa di peron, tempat kereta datang dari Polandia, tidak ada cukup ruang. Itu sebabnya manajemen stasiun kami dengan cepat memutuskan untuk membebaskan kawasan lindung di ruang bawah tanah," kata juru bicara Deutsche Bahn Anja Broeker.

Lebih dari tiga juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menyerang negara itu tiga minggu lalu. Sebagian besar telah melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Polandia, Moldova, dan Rumania. Namun seiring perang berlanjut dan warga sipil semakin menjadi sasaran militer Rusia, banyak yang membuat jalan mereka lebih jauh ke barat.

Sekitar 160 ribu pengungsi Ukraina telah terdaftar secara resmi di Jerman, tetapi jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi. Warga Ukraina dapat memasuki Jerman tanpa visa dan tidak ada pengawasan menyeluruh di sepanjang perbatasan Polandia-Jerman.

Berlin telah menjadi pintu gerbang nomor satu bagi puluhan ribu pengungsi, sekitar 7.500 tiba di stasiun kereta setiap hari. Pejabat kota awalnya lambat untuk bereaksi terhadap gelombang besar, ribuan sukarelawan telah melangkah untuk membantu memenuhi setiap kebutuhan pengungsi.

"Di sana, bersama dengan banyak sukarelawan yang juga sangat cepat mengatur diri mereka sendiri... kami telah menciptakan struktur bantuan yang semakin baik dari hari ke hari," ujar Broeker.

Mereka membawa pendatang baru dari peron stasiun ke ruang tunggu di ruang bawah tanah di sebelah McDonald's. Di sana, relawan membagikan makanan dan minuman panas, stan menawarkan sampo gratis, popok, tampon, dan perlengkapan kebersihan lainnya.

Tenda menyusui didirikan untuk ibu yang ingin memberikan susu kepada bayinya. Ada zona aman untuk anak-anak dengan mainan dan kotak penuh pakaian bekas, serta sukarelawan yang menawarkan makanan hewan untuk banyak anjing dan kucing yang ikut dibawa oleh para pengungsi.

Ada juga stand yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn yang membagikan tiket kereta api gratis bagi mereka yang ingin melanjutkan perjalanan ke tujuan lain. Lebih dari 100 ribu tiket telah didistribusikan sejauh ini.

Terdapat pula sukarelawan yang membagikan pengisi daya ponsel, bank daya, dan kartu SIM Jerman agar para pengungsi dapat tetap melakukan komunikasi dengan kerabat di Ukraina. Para pria Ukraina harus tetap bertahan untuk ikut ambil bagian melindungi tanah mereka dari serangan Rusia.  

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler