Pidato Presiden Ukraina di Kongres AS Tuai Empati
Pidato Presiden Ukraina yang disiarkan langsung untuk publik ini menuai empati
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan pidato secara virtual di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Rabu (16/3/2022). Pidato yang disiarkan langsung untuk publik ini menuai empati dari warga Amerika.
Ribuan orang Amerika membagikan video pidato Zelenskyy di media sosial. Warga Amerika menyatakan kesedihannya oleh video yang dibagikan Zelenskyy tentang anak-anak berlumuran darah di rumah sakit, jenazah yang bergeletakan di jalan-jalan, bangunan apartemen yang runtuh, dan selokan tempat para korban perang dikuburkan.
Seorang day trader dari North Little Rock, Arkansas, Eric Bottoms setelah menonton pidato tersebut mengatakan bahwa, Amerika memiliki kewajiban untuk melindungi warga Ukraina. Karena Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja menargetkan mereka.
“Secara moral adalah hal yang benar untuk dilakukan. Jika kita melakukan sesuatu lebih awal, berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan?" ujar Bottoms.
Sementara itu sebuah restoran kecil di Kota New York yang menawarkan makanan ringan khas Ukraina, Streecha, sekelompok kecil pekerja menyaksikan pernyataan Zelenskyy secara langsung di televisi. Manajer Streecha, Dmytro Kovalenko, pindah ke AS dari Ukraina pada 2014 setelah invasi Rusia ke Krimea.
Kovalenko percaya negara asalnya bisa memenangkan perang jika Amerika menawarkan lebih banyak bantuan, seperti senjata anti-pesawat atau penegakan zona larangan terbang. Untuk saat ini, opsi zona larangan terbang telah dikesampingkan oleh AS karena takut meningkatkan eskalasi perang.
“Amerika Serikat terbukti menjadi teman dan sekutu yang mendukung kami. Mungkin mereka bisa berbuat lebih banyak. Kami akan berharap dari mereka untuk berbuat lebih banyak. Tapi setidaknya mereka sudah membuktikan bahwa mereka adalah teman kami," ujar Kovalenko.
Di pinggiran Detroit, Warren, Michigan, puluhan warga Amerika keturunan Ukraina menyaksikan bendera tanah air mereka dikibarkan di depan Balai Kota. Salah satu warga Amerika keturunan Ukraina adalag Luba Kytasta, yang menggambarkan reaksi awalnya terhadap pidato Zelenskyy dengan kemarahan dan harapan.
"Kemarahan pada apa yang terjadi dengan rakyat saya, di negara tempat saya dilahirkan, serta dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang katanya ingin membunuh kita semua, tidak hanya di Ukraina, karena kami juga menderita di sini," ujar Kytasta.
"Saya tidak bisa makan, saya tidak bisa tidur sama seperti semua orang Ukraina lainnya. Ini adalah satu-satunya hal yang ada di pikiranmu," kaya Kytasta menambahkan.
Kytasta mengatakan, pidato Zelenskyy telah memberinya harapan. Menurut Kytasta, pidato Zelenskyy sangat tegas dan fokus.
Pertanyaan tentang "Apa yang Harus Dilakukan untuk Ukraina?" mendominasi unggahan di media sosial yang bereaksi terhadap pidato Zelenskyy. Sebagian besar warga Amerika mengatakan, mereka tidak bisa duduk dan membiarkan pembantaian berlanjut. Sementara warga Amerika lainnya memperingatkan bahwa menyetujui permintaan Zelenskyy bahwa, kekuatan udara atau rudal anti-pesawat dapat menyebabkan Perang Dunia III.
Selain itu, ada pula yang melayangkan kritik terhadap anggota parlemen AS yang memuji Zelenskyy. Namun di sisi lain, anggota parlemen telah memilih untuk menentang pemakzulan dan menghukum mantan Presiden Donald Trump, yang menahan bantuan militer AS kepada pemerintah Zelenskyy pada 2019.
Dalam pidatonya, Zelenskyy mengutip insiden Pearl Harbor dan serangan teror 11 September. Dia meminta Kongres AS berbuat lebih banyak untuk membantu perjuangan Ukraina melawan Rusia. Dia juga menyerukan sanksi keuangan AS yang intensif terhadap Rusia.
Seorang mahasiswa Universitas Harvard, Taisa Kulyk mengatakan, sangat tepat bagi Zelenskyy untuk menggambarkan insiden 9/11 dan Pearl Harbor kepada orang Amerika. Orang tua Kulyk, berimigrasi dari Ukraina ke AS pada 1996.
“Ukraina mengalami ini setiap hari, setiap malam selama tiga minggu sekarang. Dunia tidak bisa hanya berdiam diri dan menjadi saksi terorisme dalam skala ini," kata Kulyk.
Setelah pidato Zelenskyy, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa AS akan mengirimkan bantuan militer tambahan senilai 800 juta dolar ke Ukraina. Termasuk mengerahkan lebih banyak senjata anti-pesawat dan anti-tank serta drone. Dengan demikian total bantuan AS yang digelontorkan ke Ukraina mencapai 2 miliar dolar AS.