Negosiasi dengan Rusia, Ukraina Minta Tiga Hal Ini

Ukraina minta gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia dan jaminan keamanan

Maxim Guchek/BelTA Pool Photo via AP
Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin (7/3/2022).
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID,  LVIV -- Delegasi Ukraina dan Rusia kembali mengadakan pembicaraan melalui video pada Rabu (16/3/2022). Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Mikhailo Podolyak mengatakan Ukraina menuntut gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia, dan jaminan keamanan hukum untuk Ukraina dari sejumlah negara.

"Ini hanya mungkin terjadi melalui dialog langsung antara Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin," kata Podolyak di Twitter.

Seorang pejabat di kantor Zelenskyy mengatakan topik utama yang sedang dibahas adalah apakah pasukan Rusia akan tetap berada di wilayah separatis di Ukraina timur setelah perang dan di mana perbatasan akan berada. Tepat sebelum perang, Rusia mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Rusia juga memperluas perbatasan wilayah tersebut ke wilayah yang dikuasai Ukraina, termasuk Mariupol, kota pelabuhan yang sekarang dikepung.

Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pembicaraan sensitif ini mengatakan, Ukraina bersikeras untuk memasukkan satu atau lebih dari kekuatan nuklir Barat dalam negosiasi. Kiev membutuhkan dukungan itu dalam penandatanganan dokumen yang mengikat secara hukum dengan jaminan keamanan untuk negara itu.

Ukraina juga sudah siap untuk membahas status netral. Rusia telah menuntut agar NATO berjanji untuk tidak pernah mengakui Ukraina ke dalam aliansi atau menempatkan pasukan di sana.

Setelah negosiasi sebelumnya pada Selasa (15/3/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan status netral untuk Ukraina sedang diskusi secara serius oleh kedua belah pihak. Sementara Zelenskyy mengatakan tuntutan Rusia untuk mengakhiri perang menjadi lebih realistis.

Baca Juga


sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler