Penyebab Kenaikan Gula Darah pada Orang Non-Diabetes

Kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat mempersulit tubuh.

Republika
Penyebab kadar gula darah tinggi pada orang non-diabetes. (Ilustrasi)
Rep: Desy Susilawati Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mereka yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 mengetahui bahwa kadar gula darah mereka berfluktuasi secara drastis. Mereka perlu memantaunya secara teratur agar tetap terkendali.


Namun kadar gula darah juga dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari sehingga naik turunnya kadar gula darah adalah hal yang biasa bahkan pada mereka yang tidak terdiagnosis kondisi tersebut. Ini menjadi masalah ketika tetap tinggi secara konsisten.

Dilansir di laman Times of India, Kamis (17/3/2022), tingkat gula darah tinggi atau hiperglikemia disebut sebagai suatu kondisi di mana ada terlalu banyak glukosa dalam darah. Pada non-diabetes, dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres atau kondisi kronis lainnya. Bahkan jika orang tersebut tidak didiagnosis menderita diabetes, sangat penting untuk mengelola kadar gula darah.

Kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat mempersulit tubuh untuk sembuh, meningkatkan risiko infeksi dan mungkin berdampak jangka panjang pada organ lain seperti mata dan ginjal.

Seiring waktu, itu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan strok. Jika kadar glukosa puasa antara 100-125 mg/dL atau lebih dari 180 mg/dL satu sampai dua jam setelah makan, kondisi itu disebut hiperglikemia.

Beberapa faktor dapat menyebabkan gula darah tinggi pada pasien non-diabetes. Beberapa yang paling umum adalah:

1. Sindrom ovarium polikistik

Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita yang termasuk dalam usia reproduksi. Ini dapat menyebabkan produksi testosteron, insulin, dan sitokin yang tinggi. Bahkan mereka resisten insulin dan tidak dapat menggunakan semua glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.

2. Stres

Stres yang tidak dikelola dapat menyebabkan lonjakan tingkat hormon seperti kortisol dan adrenalin. Mereka pada gilirannya meningkatkan kadar gula darah, yang merupakan respons alami yang sempurna terhadap tekanan emosional yang dialami seseorang.

3. Infeksi

Segala jenis infeksi juga meningkatkan kadar hormon stres kortisol. Hormon ini menghalangi kemampuan insulin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah, menghasilkan kadar gula darah tinggi yang konstan.

4. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti dopamin dan norepinefrin, imunosupresan seperti tacrolimus dan siklosporin, dan kortikosteroid dapat mengaktifkan enzim dalam darah yang dapat menjaga kadar gula darah tetap meningkat. Tubuh merasa sulit untuk menghasilkan energi dan orang tersebut merasa lelah sepanjang waktu.

5. Obesitas

Kelebihan sel lemak membuat tubuh resisten terhadap insulin. Hal ini juga membuat sulit untuk menghilangkan glukosa dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler