Ukraina Menolak Ikuti Ultimatum Rusia untuk Serahkan Mariupol

Militer Rusia telah memerintahkan penduduk Mariupol untuk menyerah.

Satellite image ©2022 Maxar Technologies via
Foto udara menunjukkan kondisi teater Mariupol usai serangan Rusia, Sabtu (19/3/2022).
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MARIUPOL -- Pemerintah Ukraina mengatakan tidak akan mematuhi ultimatum Rusia yang meminta untuk menyerahkan Mariupol, Senin (21/3/2022).  Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia di Ukraina.

Baca Juga


Militer Rusia telah memerintahkan penduduk Mariupol untuk menyerah pada pukul 05.00 waktu setempat pada Senin. Mereka mengatakan bagi warga yang menyerah maka akan diizinkan untuk pergi, sementara bagi yang memutuskan untuk tinggal akan diserahkan ke pengadilan yang dijalankan oleh separatis yang didukung Moskow.

Pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy menanggapi bahwa tidak akan pernah tunduk pada ultimatum. Kota-kota seperti ibu kota Kiev, Mariupol, dan Kharkiv akan selalu menentang pendudukan.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan apapun"di Mariupol," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

Kota pelabuhan di Laut Azov yang menjadi rumah bagi 400.000 orang ini telah kehabisan makanan, obat-obatan, listrik dan air. Bagian dari Mariupol yang sekarang dipegang oleh pasukan Rusia adalah wilayah gurun yang menakutkan.

Beberapa mayat tergeletak di jalan, terbungkus selimut. Jendela diledakkan dan dinding hangus. Orang-orang yang keluar dari ruang bawah tanah duduk di bangku di tengah puing-puing, terbungkus mantel.

Tapi, beberapa warga berhasil melarikan diri. Vereshchuk mengatakan, sebanyak 8.057 orang dievakuasi dengan aman melalui tujuh koridor kemanusiaan dari kota-kota yang terbakar.Di antara mereka yang dibawa ke tempat aman adalah 3.007 penduduk Mariupol.

Selain wilayah Mariupol, konflik terus berkecamuk di sejumlah lokasi. Kota-kota timur Kharkiv, Sumy dan Chernihiv, telah terpukul keras oleh taktik Rusia yang menggempur daerah perkotaan dengan artileri. Tindakan itu sebelumnya digunakan Rusia di Suriah dan Chechnya.

Pada Senin malam, seorang saksi di Kharkiv mengatakan melihat orang-orang di atap gedung apartemen menjatuhkan granat atau persenjataan serupa ke jalan. Saksi kedua, di luar kota, melaporkan mendengar ledakan yang lebih intens daripada hari apa pun sejak pasukan Rusia mulai menyerang bulan lalu.

Sedangkan di Kiev, enam mayat dibaringkan di trotoar oleh sebuah pusat perbelanjaan yang terkena tembakan Rusia semalaman. Layanan darurat menyisir puing-puing hingga terdengar suara tembakan artileri di kejauhan.

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api kecil di sekitar gedung, mencari korban selamat. Ukraina mengatakan setidaknya delapan orang meninggal dunia dalam serangan tersebut.

Rusia mengatakan pusat perbelanjaan itu digunakan sebagai gudang senjata. Ukraina mengatakan tidak ada objek militer strategis di daerah itu.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler