7 Faktor yang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Sebagian faktor risiko diabetes tidak dapat diubah.

Prayogi/Republika.
Tes gula darah (Ilustrasi). Tidak semua faktor risiko diabetes dapat diubah.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi hampir empat juta orang di Inggris, dengan 90 persen memiliki tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh berjuang untuk mengatur kadar gula darah.

Kondisi ini karena insulin yang dibuat pankreas tidak bekerja dengan baik, atau karena pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Akhirnya, kadar gula darah terus meningkat yang membuatnya sulit dikendalikan, berarti lebih banyak insulin yang dilepaskan.

Ini adalah kondisi serius dan dapat menyebabkan komplikasi, menyebabkan kerusakan pada kaki, mata, dan yang terpenting, jantung. Kini, terungkap bahwa mungkin ada hubungan antara covid dan diabetes tipe 2.

Para ilmuwan di Inggris dan AS memberi peringatan di awal pandemi, setelah melihat lonjakan kasus kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Sejak itu, penelitian telah menghubungkan virus dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Dilansir The Sun pada Selasa (22/3), ada sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Beberapa di antaranya tidak dapat dikendalikan, yakni:

1. Jenis Kelamin
Ahli kesehatann Wendy Denning mengatakan, seorang laki-laki yang kelebihan berat badan lebih mungkin terkena diabetes tipe 2. Dia menjelaskan, hal ini disebabkan oleh tempat penyimpanan lemak.

"Distribusi lemak dapat menjelaskan kecenderungan pria untuk mengembangkan diabetes pada tingkat BMI yang lebih rendah," kata Denning.

Denning, yang bekerja dengan suplemen diabetes CuraLin mengatakan biasanya wanita menyimpan lebih banyak lemak secara subkutan (di bawah kulit) di area seperti pinggul dan paha, sementara pria cenderung menyimpan lebih banyak lemak di perut.

Baca Juga


Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

"Oleh karena itu, perempuan mungkin perlu mengumpulkan jumlah lemak yang lebih besar sebelum mulai mengembangkan timbunan berbahaya di daerah perut," ujar Denning.

2. Etnis
Ahli mengatakan, etnisitas juga dapat berperan dalam diabetes. Badan amal penelitian yang berbasis di Inggris, Diabetes UK mengatakan, seseorang lebih berisiko terkena kondisi ini jika berasal dari Karibia Afrika, Afrika Hitam, atau Asia Selatan (India, Pakistan, atau Bangladesh) atau keturunan China.

3. Pola makan
Diet (pola makan) adalah kunci untuk mengelola diabetes. Pada bulan lalu, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris meluncurkan rencana pola makan agar ribuan orang dengan kondisi diabetes di negara itu dapat menjaga kondisinya.

Ahli gizi dan instruktur kebugaran Cassandra Barns mengatakan, kenaikan berat badan di sekitar perut merupakan indikasi kadar gula darah seseorang bisa tinggi. Kondisi ini merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.

"Jika sudah memiliki kondisi tersebut maka memiliki berat badan yang sehat akan memudahkan pengelolaan diabetes tipe2, termasuk mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko komplikasi," kata Barns.

4. Tidak aktif
Denning mengatakan diabetes tipe-2 lebih kecil kemungkinannya terjadi jika seseorang makan dengan baik, dan berolahraga secara teratur. "Olahraga membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin dan juga semakin banyak berolahraga, semakin banyak glukosa yang Anda bakar sehingga menurunkan glukosa darah," ujarnya.

Barns menyarankan untuk berolahraga setidaknya selama 30 menit per hari atau hampir setiap hari dalam seminggu. Olahraga juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan stres, dan dapat membantu menurunkan berat badan.

5. Kelelahan
Kelelahan dapat disebabkan oleh banyak hal, dan terkadang Anda mungkin hanya perlu tidur siang. Namun, Barns mengatakan, kelelahan bisa menjadi indikasi tubuh tidak secara efisien mengambil glukosa (gula) ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, yang berarti gula darah tetap tinggi.

6. Usia
Denning mengatakan, usia dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap peluang terkena diabetes tipe-2. Usia paling umum untuk diabetes tipe-2 berkembang adalah antara 45 tahun hingga 60 tahun.

"Telah ditemukan bahwa orang tua dengan 'berat badan normal' dapat memiliki resistensi insulin, yang menunjukkan bahwa semakin tua itu sendiri meningkatkan risiko terkena diabetes tipe2," kata Denning.

7. Riwayat penyakit
Bagian yang berbeda dari hidup dapat membuat perbedaan dalam hal diabetes tipe-2. Jika Anda memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, misalnya kerabat dekat seperti saudara kandung atau orang tua menderita diabetes, maka kemungkinan besar Anda mengidap kondisi tersebut.

Riwayat kesehatan juga penting. Para ahli di Diabetes UK mengatakan seseorang harus memperhatikan kondisi kesehatannya, jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi, serangan jantung atau strok, diabetes gestasional atau penyakit mental yang parah.

Diabetes tipe 2 berkembang lebih lambat daripada tipe 1. Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apa pun, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda waspadai, seperti, lebih sering ke toilet, merasa sangat haus, merasa lebih lelah- karena tubuh Anda tidak dapat mempertahankan glukosa yang dibutuhkan, berat badan tanpa diet, seriawan, luka yang butuh waktu lama untuk sembuh, dan penglihatan kabur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler