Tak Ada Tanda Penumpang Selamat dalam Insiden China Eastern Airline

Sebanyak 132 orang yang berada dalam China Eastern Airline diyakini tewas.

Antara/Xinhua
Sejumlah potongan puing pesawat penumpang China Eastern Airlines ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada tanda-tanda kehidupan di lokasi jatuhnya pesawat China Eastern Airlines MU5735 di hutan bambu terpencil di pegunungan Wuzhou. Tim penyelamat yang menyisir puing-puing pesawat pada Selasa (22/3/2022) atau sehari setelah insiden, tidak menemukan satu pun penumpang selamat. Sebanyak 132 orang yang berada dalam pesawat nahas tersebut, diyakini tewas.

Tim penyelamat yang dikerahkan otoritas China ke lokasi kejadian mengumpulkan kartu identitas dan dompet milik para penumpang. Sebuah video yang dipublikasikan media People’s Daily memperlihatkan puing-puing pesawat berserakan di tanah dan di antara dahan-dahan yang tumbang akibat hantaman. Kotak hitam pesawat belum berhasil ditemukan.

“Puing-puing pesawat yang jatuh telah ditemukan di tempat kejadian, tapi sampai sekarang tidak ada satu pun dari mereka yang kehilangan kontak ditemukan,” kata China Central Television (CCTV) dalam laporannya pada Selasa pagi. Jika 132 orang yang berada dalam pesawat sudah dipastikan tewas, insiden itu bakal menjadi kecelakaan udara paling mematikan di China dalam hampir tiga dekade.

Para kerabat dari sejumlah penumpang pergi ke bandara Baiyun Guangzhou. Mereka menantikan perkembangan kabar dari tim penyelamat. Menurut laporan CCTV, sebanyak sepuluh kerabat telah bergegas untuk bergabung dengan puluhan petugas medis dan ahli di Wuzhou pada Senin (21/3/2022) tengah malam. CCTV menyebut, lokasi kecelakaan dikelilingi pegunungan dan hanya dapat diakses melalui jalan kecil. Hal itu membuat misi pencarian korban lebih sulit.

Pesawat China Eastern Airlines MU5735 jatuh pada Senin (21/3/2022) ketika tengah menempuh perjalanan dari Kunming ke Guangzhou. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 14:30 waktu setempat. Pesawat bertipe Boeing 737-800 itu menukik dari ketinggian 29 ribu kaki ke ketinggian 7.000 kaki dengan kecepatan 455 knot atau 842 kilometer per jam. Pesawat sempat berusaha untuk naik lagi, tapi kemudian terjun kembali. Proses pesawat menukik hingga menghantam tanah diperkirakan memakan waktu sekitar dua menit.

“Pesawat itu tidak berasap selama jatuh. Api muncul setelah jatuh ke gunung, diikuti dengan banyak asap,” kata seorang saksi mata kepada Beijing Youth Daily.

Penduduk desa di sekitar lokasi kejadian memang mendengar dentuman keras. Beberapa di antara mereka bergegas ke lokasi kejadian. Wakil Perdana Menteri Cina Liu He dan seorang pejabat di kabinet Beijing segera memimpin tim ke Wuzhou pada Senin (21/3/2022) malam. Mereka ingin mengawasi proses atau upaya penyelamatan.

Presiden Cina Xi Jinping memang telah memerintahkan jajaran kabinetnya untuk mengerahkan segenap upaya dalam proses penyelamatan atau evakuasi.


Sementara itu Boeing telah menyampaikan belasungkawa atas insiden jatuhnya pesawat China Eastern Airlines MU5735. Perusahaan kedirgantaraan asal Amerika tersebut siap membantu proses penyelidikan oleh otoritas Cina.

“Pikiran kami bersama para penumpang dan awak China Eastern Airlines Flight MU5735. Kami bekerja sama dengan pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka,” tulis Boeing lewat akun Twitter resminya, Senin.

Boeing mengungkapkan, saat ini mereka sudah menjalin kontak dengan Dewan Keselamatan Nasional Amerika Serikat. “Ahli teknis kami siap membantu penyelidikan yang dipimpin Otoritas Penerbangan Sipil Cina,” katanya.

Perwakilan dari Boeing, pembuat mesin CFM International, dan Federal Aviation Administration (FAA) akan bertindak sebagai penasihat teknis. Hal itu tipikal ketika pesawat Boeing jatuh di luar Amerika Serikat (AS). Mereka akan berusaha mencari tahu mengapa pesawat China Eastern Airlines MU5735 mendadak menukik tajam dan mencapai kecepatan vertical 31 ribu kaki per menit atau lebih dari 350 mil per jam. Pesawat berhenti mentransmisi pada ketinggian 3.224 kaki, kurang dari dua menit setelah terjun.

Pasca insiden, China Eatern Airlines memutuskan untuk memarkir sisa armada Boeing 737-800 miliknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler