5 Kunci Sukses Xavi dalam Angkat Performa Barcelona

Barcelona kembali menunjukkan intensitas dan agresivitas lewat tiki-taka.

EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez memberi isyarat di pinggir lapangan selama pertandingan.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Performa Barcelona terus mengalami peningkatan. Kemenangan besar, 4-0, atas rival utamanya, Real Madrid, akhir pekan lalu, kian menegaskan kebangkitan Blaugrana usai terseok-seok pada awal musim ini.

Sempat terpuruk di peringkat kesembilan kala La Liga Spanyol menuntaskan pekan ke-13, awal November 2021, Barcelona kini sudah duduk di peringkat ketiga klasemen sementara. Kekecewaan di pentas Liga Champions pun coba dibayar klub asal Katalan itu dengan terus bertahan di Liga Europa.

Pergantian pelatih pada awal November 2021 dinilai menjadi salah satu titik penting dalam kebangkitan Barcelona tersebut. Mantan kapten dan gelandang Barcelona itu ditunjuk menggantikan Ronald Koeman, yang dianggap tidak mampu membawa Blaugrana tampil menjanjikan.

Dari 25 partai di semua ajang sejak ditangani Xavi, Blaugrana mengemas 14 kemenangan, tujuh hasil imbang, dan empat kekalahan. Di atas lapangan, performa Pedri dan kawan-kawan pun terlihat lebih baik.

Blaugrana kembali menunjukkan intensitas dan agresivitas. Begitu pula dengan upaya untuk kembali ke model permainan tiki-taka khas Blaugrana.

Berdasarkan lansiran Marca, Rabu (23/3/2022), ada sejumlah langkah Xavi yang dianggap menjadi kunci sukses eks pelatih Al Sadd itu dalam mengangkat performa Blaugrana. Berikut aspek-aspek yang membuat Xavi mampu membawa Barcelona berada dalam trek yang tepat.

1. Menyuntikan semangat dan motivasi para penggawa Blaugrana

Ini dianggap menjadi kunci utama Xavi untuk meningkatkan penampilan para pengawa Barcelona di atas lapangan. Sebelum kehadiran pelatih berusia 42 tahun itu, para penggawa Blaugrana seolah berada dalam tekanan.

Keraguan soal kemampuan Koeman dalam meracik taktik dan strategi pun sempat mengemuka. Namun, kondisi psikologis di skuad Barcelona ini berhasil diubah oleh Xavi.

Eks gelandang timnas Spanyol itu menghadirkan kembali kegembiraan di sesi latihan. Para pemain pun terlihat menikmati sesi latihan tersebut seraya kembali meningkatkan kesepahaman antara pemain.

2. Bekerja sama dengan Jordi Cruyff

Presiden Barcelona, Joan Laporta, menunjuk Jordi Cruyff sebagai penasihat sepak bola Barcelona. Penunjukan ini ternyata bukan tanpa alasan. Xavi diketahui berteman baik dengan anak legenda Barcelona, Johan Cruyff.

Keduanya pun tidak memiliki kesulitan dalam menemukan kesepahaman soal rencana perekrutan pemain. Diawalinya dengan kembalinya Dani Alves, Barcelona kemudian mendatangkan Pierre-Emerick Aubameyang, Ferran Torres, dan Adama Traore.

Para pemain ini terbukti mampu meningkatkan kualitas permainan Blauragna. Pengalaman Alves dibutuhkan di lini belakang, sementara Aubameyang, Torres, dan Traore memperkaya opsi pemain di lini serang.

Baca Juga


3. Ketegasan sikap di depan presiden Barcelona

Hubungan antara Ronald Koeman dan Joan Laporta terus merenggang, yang akhirnya berujung pada pemecatan pelatih asal Belanda tersebut. Retaknya hubungan ini tidak terlepas dari ketidakmampuan Koeman dalam mengkomunikasikan keinginannya kepada Laporta.

Alhasil, jajaran direksi sempat campur tangan dalam sejumlah aspek yang seharusnya menjadi ranah Koeman. Berbeda dari Koeman, Xavi memiliki ketegasan dan sikap yang jelas saat berhadapan dengan Laporta.

Xavi lebih berani dalam mengungkapkan keinginannya kepada Laporta, terutama dalam hal penguatan skuad di tim utama. Permintaan ini pun hingga sejauh ini masih dituruti oleh Laporta.

4. Pengambilan posisi pemain di atas lapangan

Saat masih memperkuat Barcelona sebagai pemain, Xavi merupakan salah satu pilar utama dalam menerjemahkan gaya permainan tiki-taka Barca di atas lapangan. Xavi bisa dibilang paham betul bagaimana pergerakan dan posisi yang harus diambil di atas lapangan, terutama dalam sistem permainan Blaugrana.

Pemahaman ini yang diberikan Xavi di tim utama Blaugrana saat ini. Terlebih, pasca-kedatangan, Xavi dikabarkan sempat menilai, para penggawa Barcelona tidak memiliki pemahaman dasar soal sistem permainan khas Blaugrana, seperti pergerakan dan positioning. Ini tidak terlepas dari perubahan sistem yang dilakukan oleh Koeman.

5. Menekan secara kolektif

Tidak hanya soal pergerakan dan positioning, Xavi juga menekankan soal aspek teknis lain, yaitu pressing secara kolektif. Aspek ini dianggap menghilang dari permainan Barcelona saat masih ditangani Koeman.

Namun, aspek ini kembali dihadirkan kembali oleh Xavi. Untuk penerapan aspek ini, Xavi sepertinya tidak main-main dan pandang bulu. Semua pemain Blaugrana, baik itu gelandang serang ataupun penyerang, harus mencoba sekeras mungkin untuk bisa kembali merebut bola saat Barca kehilangan bola.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler