Teater Ukraina yang Menjadi Pemasok Makanan untuk Tentara

Terdapat 150 sukarelawan, termasuk seniman, yang terlibat dalam dapur umum di teater.

AP Photo/Bernat Armangue
Relawan memasak di halaman sebuah teater di kota Drohobych, Ukraina barat, Senin (21/3/2022). Teater tersebut menjadi titik pertemuan, di mana para seniman, termasuk mereka yang mengungsi dari bagian lain Ukraina, menyalurkan bakat mereka untuk membuat makanan untuk tentara dan lainnya sebagai bagian dari upaya perang sukarela besar-besaran di seluruh negeri.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, DROHOBYCH -- Teater itu kosong. Kursi-kursinya tertutup debu. Kondisi itu adalah momen drama yang telah disiapkan Alla Shkondina sepanjang hidupnya.

Baca Juga


"Ada pepatah yang mengatakan bahwa ketika senjata berbunyi, renungan menjadi sunyi, tetapi kami tidak diam," kata aktris Ukraina itu berdiri di atas panggung dengan syal yang melilit lehernya untuk melindungi diri dari hawa dingin.

Shkondina telah mundur dari sorotan dan sekarang membuat pangsit untuk dikirim ke tentara, bekerja bersama sesama seniman di kafe teater Drohobych. Dengan penerangan hangat, seniman di komunitas di dekat kaki Pegunungan Carpathian di barat daya Ukraina sedang menggulung dan mengisi adonan untuk membuat ribuan pangsit yang dikirim ke garis depan atau kepada orang-orang terlantar yang membutuhkan.

"Kami membuat lebih dari 3.000 pon isian," kata sutradara teater Mykola Hnatenko.

"Seratus lima puluh kilogram kubis rebus dengan daging. Lebih dari 10.000 verenyky (pangsit) dengan kentang. Tujuh puluh kilogram isian untuk borscht. Delapan puluh kilogram ikan goreng. Dua ribu adonan dengan daging, dan 500 pancake manis. Sekarang kami memutuskan untuk membuat lebih banyak makanan dengan protein seperti daging," ujarnya.

Hnatenko tampaknya sangat bangga dengan borscht atau sup sayuran khas masakan Ukraina yang dikirim para sukarelawan ke tentara di berbagai lokasi, termasuk ibu kota, Kiev. Sedangkan di halaman teater, terlihat para laki-laki dengan tangan menghitam akibat jelaga. Mereka memasak dengan kayu dan diawasi oleh wakil direktur teater, Sergei Havdjak.

Upaya pembuatan makanan dimulai pada hari kedua invasi Rusia. Hnatenko mengatakan, dibutuhkan sekitar 150 sukarelawan, termasuk seniman yang telah mengungsi dari bagian lain Ukraina dan sekarang tinggal di teater.

"Ini mengilhami kami bahwa kami juga berkontribusi entah bagaimana untuk kemenangan negara," kata Hnatenko.

Beberapa relawan, seperti Shkondina, tidak mahir memasak sehingga memilih untuk lebih banyak waktu dihabiskan dengan menghibur anak-anak yang mengungsi ke wilayah itu. Dia dan yang lainnya dengan senang hati mengadakan pertunjukan untuk anak-anak terlantar yang keluarganya telah melarikan diri ke Drohobych, untuk membantu mengalihkan perhatian dari perang. Pertunjukan-pertunjukan itu diambil dari kisah nostalgia sebelum Rusia menyerbu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler