Menkes: Pandemi Covid-19 Pasti Sudah Pasti Menjadi Endemi

Indikasi perubahan status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi sudah terlihat.

Republika/Abdan Syakura
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, tak ada satupun virus yang selamanya berstatus pandemi, termasuk untuk Covid-19. Sebuah keniscayaan bahwa status pandemi Covid-19 akan berubah menjadi endemi.

"Kita mengamati dari sejarah pandemi umat manusia ini, kesimpulan nomor satu dia pasti berubah menjadi endemi. Tidak ada pandemi yang terus-terusan menjadi pandemi, dia pasti berubah menjadi endemi," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (23/3/2022).

Ia mencontohkan, demam berdarah dengue (DBD) yang sebelumnya pernah menjadi penyakit mematikan dan berstatus pandemi. Namun, penyakit tersebut sudah dapat dicegah dengan perilaku masyarakat dan lingkungan yang sehat.

Hal serupa juga terjadi dengan maut hitam atau black death yang terjadi di Eropa pada pertengahan abad ke-14. Penyebarannya lewat hewan pengerat seperti tikus dan marmut kini sudah dapat dicegah oleh masyarakat.

"Kalau kita amati, nanti akan ada contoh-contohnya dilakukan di negara lain, perubahan itu terjadi kalau kita amati dari sejarah pandemi umat manusia adalah pada saat umat manusia secara individu udah sadar risikonya dan sudah bisa menangani ini semua," ujar Budi.

Hal inilah juga akan terjadi pada Covid-19 yang dipastikannya akan berubah statusnya menjadi endemi. Pasalnya, masyarakat saat ini sudah memiliki kekebalan komunal dan mengerti pencegahannya adalah lewat protokol kesehatan.

"Saya rasa prokes untuk Covid-19 kita sudah paham, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Kalau kita melihat orang Indonesia begitu, dia merasa tidak enak, dia langsung pake masker seperti orang Jepang, itu menunjukkan masyarakat kita sudah siap dan paham," ujar Budi.

Ia pun mengungkapkan sejumlah indikasi perubahan status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi. Pemerintah mengacu pada indikator yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni tingkat konfirmasi kasus Covid-19 adalah 20 per 100 ribu penduduk. Serta, tingkat keterisian rumah sakit sebesar lima per 100 ribu penduduk.

"Kematian satu per 100 ribu penduduk, ini ditambah dengan vaksinasi. Lengkapnya kita karena sudah mencapai 70 persen dari populasi," ujar Budi.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler