BUMD DKI akan Bangun Pabrik Minyak Goreng, Wagub: Belum Sejauh Itu
Wagub DKI menyebut akan berkoodinasi dengan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya belum mengetahui kabar BUMD DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya yang akan membuat pabrik minyak goreng. Menurut dia, belum ada pembicaraan lebih jauh terkait hal tersebut.
“Saya belum tahu. Dan saya kira belum sejauh itu (buat pabrik)” kata Riza kepada awak media di Balai Kota DKI, kemarin malam (24/3).
Dia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Food Station dan melakukan pengecekan. “Nanti kita cek kembali,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BUMD DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, mengatakan, pihaknya berencana membuat pabrik minyak goreng saat melakukan penjajakan dengan Agro Jabar dan Agro Jateng. Namun, kata dia, belum ada keputusan mengenai rencana tersebut.
“Iya (akan buat pabrik migor) tapi belum diputuskan karena masih melakukan pembicaraan awal pekan lalu,” kata Pamrihadi kepada awak media di DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/3).
Dia menyebut, pembicaraan lanjutan nanti akan membahas di mana pabrik tersebut ditempatkan. Menyoal lokasi, Pamrihardi menyebut akan ideal saat dekat dengan pelabuhan. “Jadi, entah di Marunda atau di Surabaya, atau mungkin di Kendal,” katanya.
Ditanya tujuan pembuatan pabrik untuk persediaan minyak goreng bagi warga Jakarta, dia menampiknya. Namun, tujuan DKI Jakarta saat ini, kata dia, adalah penguatan sistem ketahanan pangan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengkritik wacana BUMD DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya terkait pembuatan pabrik minyak. Menurut Gembong, wacana tersebut belum jelas kajian dan semua perhitungan pembentukan sentra bisnis barunya.
“Kalau mau bangun itu perlu ada kajian, kalau mau menguntungkan atau bicara profit kan harus dilihat lebih jauh,” kata Gembong ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/3).
Menurut dia, wacana pembangunan pabrik tersebut harus berdasarkan keuntungan jangka panjang. Dia menolak wacana itu, jika didasarkan pada alasan kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini.
“Jangan karena ada kelangkaan terus bangun pabrik. Harus lihat kajian matang,” ujarnya.