Dubes Ukraina: Kami Setangguh Bangsa Indonesia Ketika Melawan Penjajah

Sampai sebulan invasi, kata dia, Rusia berhadapan dengan ketangguhan bangsa Ukraina.

AP/Vadim Ghirda
Pekerja kota selesai menutupi patung penyair dan filsuf Italia Dante Alighieri dengan karung pasir untuk melindunginya dari potensi kerusakan akibat penembakan, di Kyiv, Ukraina, Rabu, 23 Maret 2022.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyatakan, Rusia terbukti tak bisa dengan mudah menaklukkan negaranya. Sampai sebulan invasi, Rusia harus berhadapan dengan ketangguhan bangsa Ukraina yang menurut dia, serupa bangsa Indonesia ketika melawan penjajah.

Baca Juga


“Dalam satu bulan ini kami telah bersatu padu, berjuang sekuat tenaga menghadapi upaya penjajahan Rusia. Kami setangguh Indonesia ketika melawan penjajah Belanda,” kata dia di Jakarta, seperti dikutip pada Sabtu (26/3/2022).

Ukraina adalah bangsa di Eropa Timur yang memperjuangankan agar kemerdekaan Indonesia dibahas di Dewan Keamanan PBB. Tepatnya saat Ukraina masih menjadi bagian dari Republik Soviet Sosialis Ukraina

Saat itu Indonesia sendiri membutuhkan dukungan minimal satu negara anggota PBB agar permasalahannya dibahas di Dewan Keamanan. Berkat Dmitry Manuilsky, ketua utusan Ukraina, sengketa Indonesia-Belanda kemudian menjadi sengketa internasional sepenuhnya.

Setelah sebulan berjalan, pihak Ukraina mengeklaim telah membunuh 14 ribu tentara Rusia, dan menghancurkan ratusan tank, kendaraan lapis baja, artileri, dan pesawat. Bahkan penilaian konservatif AS memperkirakan setidaknya tujuh ribu orang Rusia tewas.

Selanjutnya, Rusia dengan superioritas militer yang dimiliki telah menembakkan sedikitnya 1.200 rudal ke kota-kota Ukraina dan melakukan pembakaran terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir maupun Sekolah dan Rumah Sakit.

Kondisi ini membuat warga sipil di Mariapole ditembaki dan dikepung, kondisi ini menyebabkan korban meninggal dikubur di jalanan. Lebih dari 130 anak di Ukraina meninggal. PBB mencatat lebih dari 3,6 juta orang Ukraina telah meninggalkan negaranya, dan 6,5 juta lainnya telah mengungsi di Ukraina.

Dunia awalnya memprediksi penyerahan diri Kiev akan membutuhkan 72 jam tetapi angkatan bersenjata Ukraina bertahan sebulan penuh melawan kekuatan militer Rusia yang teramat dominan. 

“Meski demikian warga ukraina rela mengorbankan nyawanya demi kedaulatan kemerdekaan Ukraina. Ukraina berdiri dengan tegas sebagai negara demokrasi dunia dan menjadikannya sebagai simbol kebebasan melawan penindasan,” kata Vasyl Hamianin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler