UGM dan STP Tebar 20.000 Benih Sidat di Sungai Boyong
Ikan sidat memiliki siklus hidup yang panjang.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Sebanyak 20.000 benih ikan sidat ditebar di DAS Boyong di Sleman, DIY. Kegiatan ini kerja sama PT Suri Tani Pemuka (STP), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) bersama Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM.
Kegiatan dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Kadep Departemen Perikanan UGM. Hadir pula Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS) di Dusun Jaban Kelurahan Sariharjo.
Dosen Departemen Perikanan UGM, Ir Sukardi menilai, restocking ini salah satu usaha melestarikan lingkungan, khususnya kelestarian populasi ikan sidat. UGM menyambut inisiatif STP melakukan restocking ikan sidat di DAS Sungai Boyong.
Ikan sidat memiliki siklus hidup yang panjang, yang menjadikan faktor penyebab populasi sidat kian menurun, bahkan terancam punah. Dengan adanya kegiatan restocking ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan ikan sidat.
"Penting memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan eksploitasi secara berlebihan," kata Sukardi, Senin (28/3/2022).
Head of HR & GA STP, Budhi Rahyono menuturkan, permintaan ekspor akan ikan sidat terus melonjak setiap tahunnya. Hal ini jadi momentum bagi Indonesia untuk terus bersaing di pasar internasional, terutama dengan adanya permintaan pasar global.
Maka itu, penting bagi STP untuk turut andil dan aktif dalam menjaga populasi sidat, salah satunya dengan melakukan restocking atau pelepasliaran ke alam. Ia menerangkan, lepas liar sidat ini rencananya dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama dilepas di DAS Boyong dan Kali Kuning, tahap kedua pada Juni demi memastikan pertumbuhan populasi sidat di habitat alami. Agenda ini dimaksudkan agar pengelolaan dan pemeliharaan sumber daya perairan berjalan berkelanjutan.
Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi. Kandungan gizi ikan sidat dinilai tidak kalah dari ikan salmon yang sudah lebih dulu dikenal kaya akan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Sidat kategori ikan katadromus, memiliki siklus kehidupan di dua jenis perairan yaitu air tawar dan laut. Sidat dewasa yang berkembang di perairan tawar akan melakukan pemijahan dan bertelur ke laut dengan kedalaman mencapai 6.000 meter.
"Kami percaya dengan adanya kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan jumlah populasi sidat di Indonesia tetap terjaga. Kami juga berharap kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak," ujar Budhi.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr Jaka Widada dan Ketua Departemen Perikanan UGM, Dr Alim Isnansetyo turut memberikan apresiasi yang tinggi atas kerja sama dari STP. Terutama, dalam rangka ikut melestarikan ikan sidat, khususnya di DIY.