Tempe Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Apakah yang Dibungkus Plastik tidak Baik?

Tempe merupakan makanan bergizi yang telah lama menjadi favorit masyarakat.

Antara/Arif Firmansyah
Pekerja memproduksi tempe di Kelurahan Pasir Kuda, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/2/2022). Tempe ada yang dibungkus daun jati, daun pisang, dan ada pula yang dibungkus plastik.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai makanan fermentasi tradisional Indonesia, tempe merupakan makanan bergizi dan sumber protein nabati yang telah menjadi favorit masyarakat sejak berabad-abad. Dengan berbagai kandungan gizinya, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) menyebut, tempe memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.

"Masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memproduksi tempe secara turun-temurun, khususnya di kalangan masyarakat Jawa," kata Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, dalam acara konferensi pers DPP Persagi mendukung Tempe sebagai Warisan Takbenda UNESCO, Rabu (30/3/2022).

Tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat mudah dicerna oleh tubuh. Tempe juga mengandung isoflavon, probiotik, vitamin B12, dan antioksiden.

Baca Juga


Rudatin menjelaskan, tempe mampu meningkatkan kesehatan, mencegah berbagai penyakit, dan dapat mengobati diare. Konsumsi tempe bermanfaat untuk kesehatan, antara lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis, mengobati diare, menjaga kesehatan jantung, memenuhi kebutuhan vitamin B12 vitamin, mencegah kanker, mencegah anemia, diabetes mellitus, dan asma.

"Tempe juga dapat menghambat proses penuaan, dan mencegah berbagai penyakit saluran pernapasan," kata Rudatin.

Bervariasi

Ada bermacam-macam jenis tempe di Indonesia, baik dari segi pembungkusnya maupun bahan bakunya. Dari bungkusnya, tempe ada yang dibalut daun pisang dan daun jati.

"Tempe juga ada yang dibungkus plastik, tetapi ini tidak mengurangi rasa maupun nilai gizinya," kata Rudatin.

Tempe dari kacang kedelai yang dibungkus daun pisang. - (Republika/Musiron)

Selain itu, tempe juga memiliki beragam bahan baku. Ada juga tempe bongkrek, tempe gembus, tempe koro pedang, tempe kacang hijau, tempe menjes, tempe lamtoro, tempe bungkil, tempe daun singkong, tempe benguk, tempe kecipir, dan tempe kacang merah.

"Jadi banyak sekali jenis tempe, tetapi yang terbanyak adalah tempe kacang kedelai," ujar Rudatin.

Menurut Rudatin, sumber protein nabati dan hewani tidak perlu dibanding-bandingkan. Namun, protein nabati dari tempe itu sangat baik dan bagus dari segi kualitasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler