Dompet Dhuafa Luncurkan Jaringan Nasional Volunteer Lansia

Jaringan volunteer lansia menjadi upaya menggabungkan pegiat lansia.

Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Raden Rahmat Semarang dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah meluncurkan Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia. (ilustrasi)
Rep: Andrian Saputra Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Raden Rahmat Semarang dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah meluncurkan Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia pada Selasa (29/3/2022) di Semarang, Jawa Tengah.

Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menjelaskan bahwa jaringan tersebut menjadi upaya menggabungkan pegiat lansia. "Ini menjadi upaya kami agar berada dalam satu jaringan bersama untuk saling menguatkan, dan memberi informasi bagaimana memberdayakan lansia di Indonesia," kata Bambang dalam rilis yang diterima Republika, pada Rabu (30/3/2022).

Ia menjelaskan program pemberdayaan lansia ini dipilih karena saat ini populasi lansia di Indonesia cukup besar. Namun menurutnya orang-orang yang berkonsentrasi pada pemberdayaan lansia di Indonesia belum banyak.

"Kenapa lansia karena saat ini populasi lansia Indonesia cukup besar. Ditambah pra lansia maka nilainya nyaris 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hanya sedikit di bawah kelompok milenial. Kita punya dua kutub generasi di Indonesia ini. Hanya saja isu tentang lansia lebih sedikit, maka kita launching ini agar kita bisa beri perhatian sama bagi lansia," ujarnya.

Dengan program ini, Bambang berharap bisa mengoptimalkan pemberdayaan para lansia di Indonesia. Semetara Perwakilan Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat, Muhammad Solikin menyebutkan bahwa pesantrennya saat ini menjadi satu dari sedikit ponpes yang berkonsentrasi untuk pemberdayaan lansia. Ia menjelaskan dalam ponpesnya memiliki 3 tagline, yakni olah raga, olah jiwa, dan olah rasa.

"Pesantren lansia raden rahmat pengelolaanya ada 3 yaitu olah raga, olah jiwa, olah rasa. Kami berusaha agar di masa tuanya, para lansia tetap bisa produktif dan bahagia agar jiwa mereka juga bisa senang. Ada juga program pelatihan agar mereka tetap bisa menghasilkan dan produktif meski sudah di masa senja," paparnya.

Kabid Rehsos Dinsos Provinsi Jawa Tengah,  Heksa Sari Ratna Dewi mengungkapkan pemerintah mengapresiasi program ini. Sebab pemerintah bisa terbantu dalam pengelolaan dan pemberdayaan lansia di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

Ia pun mengungkapkan saat ini jumlah lansia di Jateng tertinggi di Indonesia."Kami dari pemerintah mengapresiasi kegiatan ini. Dengan networking ini kami terbantu karena tak hanya pemerintah yang mengurusi lansia tapi juga masyarakat sekitar juga memberikan layanan di seluruh indonesia. Untuk data, riset jateng 6 juta  lansia di tahun 2022 terbanyak di Indonesia. Sementara data lansia Indonesia 2022 mencapai 36 juta lansia," jelasnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler