Fakta Manfaat Medis Puasa yang Tak Terbantahkan dan 7 Saran Konsumsi Sehat  

Puasa memberikan dampak medis bagai mereka yang melakukan

Pixabay
Ilustrasi Berpuasa. Puasa memberikan dampak medis bagai mereka yang melakukan
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Puasa adalah sebuah gaya hidup yang memberi banyak manfaat kesehatan. Kendati demikian, terkadang puasa ini kurang diperhatikan. 

Baca Juga


Bahkan,   mengungkap hewan sekalipun dalam keadaan terluka atau sakit biasanya akan memilih untuk berpuasa sebagai bagian dari upaya penyembuhannya. Hewan yang sakit ini bukan makan banyak tapi memilih berpuasa. 

"Karena itu, bukan tempatnya lagi kita meragukan manfaat puasa. Kedokteran kuno sendiri sudah banyak menggunakan puasa sebagai terapi," ujar dokter spesialis gizi, Tirta Prawita Sari, dalam  dalam sebuah diskusi virtual bertema Meraih Ramadhan dengan Gizi yang Berkah,  Jumat (1/4/2022).

Dia menambahkan, baru-baru ini seorang ilmuan dari Jepang bernama Yoshinori Ohsumi mendapatkan hadiah Nobel karena berhasil menemukan konsep autofagi dan bagaimana autofagi dapat memperbaiki status kesehatan manusia. 

Karena penemuan itu maka orang ramai membicarakan mengenai aotofagi ini. Perlu diketahui, autofagi adalah mekanisme pembersihan diri yang terjadi ketika tubuh dilatih untuk puasa selama kurun waktu tertentu. Mekanisme ini memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Jadi, puasa adalah bagian dari autofagi ini. 

"Kalau kita pernah membaca topik intemittent fasting maka kita akan banyak sekali menyaksikan penelitian yang menunjukkan hasil yang baik dari intermittent fasting ini," katanya.

Lebih lanjut Wita mengemukakan puasa begitu diterima oleh semua orang. Karena itu  kembali lagi dia menegaskan bahwa tidak pada tempatnya meragukan manfaat puasa. Dalam konteks puasa, yang berarti tidak adanya makanan yang masuk ke dalam tubuh atau energi intake atau yang banyak dibicarakan orang adalah kalori. 

Wita menjelaskan, pada saat berpuasa ada beberapa parameter yang mengalami perubahan. Salah satunya adalah menurunnya kadar gula darah yang disertai menurunnya kadar horman insulin di dalam tubuh. "Penurunan ini tentu saja memberi manfaat yang sangat banyak," katanya.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam proses inflamasi atau peradangan salah satu hormon yang mengalami gangguan adalah insulin karena sensitifitasnya berkurang. Pada saat berpuasa sensitifitas hormon insulin biasanya akan membaik sejalan dengan menurunnya kadar gula darah, karena hormon insulin ditriger oleh hadirnya glukose di dalam darah. 

Dengan menurunnya kadar gula darah yang disertai menurunnya kadar insulin maka tubuh akan dipaksa menggunakan sumber energi lain yang sebenarnya banyak sekali tersimpan di dalam tubuh. Jadi, seperti ada pergeseran penggunaan sumber energi dari glukose ke penggunaan sumber energi asam lemak dari sel-sel lemak sehingga kadarnya akan berkurang.

"Dengan adanya pergantian seperti ini maka tubuh kita (orang yang berpuasa) seolah-olah sedang melakukan pembersihan," ujarnya.

Dengan berpuasa maka tubuh akan membongkar dan memakai cadangan-cadangan lemak yang selalu setiap hari menumpuk. Jadi, dia melanjutkan, puasa dapat dipahami sebagai detoksifikasi. 

Puasa adalah cara detoksifikasi terbaik, murah dan mudah. Manusia modern telah menerapkan puasa untuk berbagai tujuan. Puasa tampil dengan berbagai jenis, metode dengan durasi dan teknis yang berbeda, dengan satu kesamaan: zero calorie within certain of time, dengan cut off point minimal selama 12 jam.

"Banyak sekali manfaat puasa, namun apakah semua manfaat puasa akan kita peroleh pada akhir Ramadhan? Itu semua tergantung apakah kita melakukan pola konsumsi yang tepat atau salah pada saat berbuka maupun sahur," katanya.

Karena itu, Wita menyampaikan beberapa pola atau tips konsumsi saat puasa. Tips ini antara lain pertama perhatikan asupan zat gizi saat berpuasa, kedua Pilih karbohidrat kompleks dan kombinasikan dengan protein dan lemak baik untuk tajil. Kemudian ketiga hindari atau kurangi penggunaan gula sebagai tajil. 

Tips keempat pilih buah potong bukan jus buah, sebab buah fresh lebih baik daripada yang sudah diolah. Tips kelima perhatikan asupan protein dan serat saat sahur. Tips keenam kurangi metode menggoreng dan penggunaan santan. 

Tips ketujuh tetap beraktifitas dan jangan banyak berbaring atau duduk. Tips kedelapan cukup tidur.  "Tips kesembilan perhatikan asupan cairan dan tips terakhir kurangi garam," ujarnya.

Pada akhir paparannya, Wita menegaskan bahwa puasa memberikan manfaat metabolik yang baik bagi tubuh. Fungsi metabolisme yang baik akan memengaruhi keseluruhan status kesehatan termasuk fungsi kekebalan tubuh kita. 

 

Manfaat metabolik puasa dapat dirusak oleh pola konsumsi yang salah. Karena itu, dia meminta pengaturan pola konsumsi yang memerhatikan faktor resiko terhadap inflamasi serta jumlah asupan energi akan menjaga manfaat puasa bagi kesehatan.    

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler