Gencatan Senjata Selama Dua Bulan Disepakati di Yaman
Kedua pihak sepakat bertemua jalan terbuka di Taiz dan kegubernuran lainnya di Yaman.
REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Utusan khusus PBB untuk Yaman menyebut pihak-pihak yang bertikai di Yaman telah menyetujui gencatan senjata selama dua bulan mulai akhir pekan ini. Kesepakatan itu diumumkan Jumat (1/4/2022).
“Para pihak menerima untuk menghentikan semua operasi militer, darat, dan laut yang ofensif di dalam Yaman dan melintasi perbatasannya. Mereka juga menyetujui kapal bahan bakar untuk masuk ke pelabuhan Hodeidah dan penerbangan komersial untuk beroperasi masuk dan keluar dari bandara Sanaa ke tujuan yang telah ditentukan di wilayah tersebut,” kata utusan PBB Hans Grundberg dalam sebuah pernyataan.
Dilansir dari The New Arab, Sabtu (2/4/2022), Grundberg menambahkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bertemu jalan terbuka di Taiz dan kegubernuran lainnya di Yaman.
“Gencatan Senjata dapat diperpanjang di luar periode dua bulan dengan persetujuan para pihak,” katanya.
“Tujuan dari gencatan senjata ini adalah untuk memberi Yaman istirahat yang diperlukan dari kekerasan, bantuan dari penderitaan kemanusiaan dan yang paling penting, harapan bahwa konflik ini mungkin diakhiri," tambahnya.
Grundberg berterima kasih kepada pemangku kepentingan regional dan internasional atas dukungan mereka dalam membantu mencapai gencatan senjata. “Semua wanita, pria, dan anak-anak Yaman yang telah sangat menderita selama lebih dari tujuh tahun perang mengharapkan tidak kurang dari berakhirnya perang ini,” katanya.
Sebelumnya, Koalisi yang dipimpin Saudi mengumumkan pada Rabu (30/3/2022) bahwa mereka menghentikan semua operasi militer di Yaman selama bulan Ramadhan. Kantor berita Saudi menyebut kebijakan ini juga bertujuan untuk membantu negosiasi yang saat itu sedang berlangsung.