Migor Curah Masih Langka, Distribusi untuk Kota Yogya Hanya 50 Persen
Distribusi minyak goreng untuk Kota Yogyakarta berkurang sebesar 50 persen.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketersediaan minyak goreng (migor) curah di Kota Yogyakarta masih langka. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, hal ini dikarenakan distribusi migor yang masuk berkurang.
Bahkan, kata Heroe, distribusi minyak goreng untuk Kota Yogyakarta berkurang sebesar 50 persen. Hal ini sudah terjadi sejak Januari 2022 lalu.
"Kota Yogyakarta hanya mendapat alokasi distribusi minyak goreng sebesar 50 persen dari kapasitas yang biasanya," kata Heroe belum lama ini.
Heroe menyebut, dari 50 persen tersebut, 10 persen dialokasikan untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan, 30 persen dialokasikan untuk pengecer dan 10 persen lainnya untuk UMKM.
Untuk tetap memastikan ketersediaan migor di pasaran, pihaknya pun melakukan operasi pasar. Selama Ramadhan ini, kata Heroe, akan dilakukan operasi pasar minimal dua kali. "Ketika stok datang maka akan dilakukan operasi pasar, minimal dua kali selama bulan Ramadhan," ujar Heroe.
Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Sri Riswanti juga mengatakan sebelumnya bahwa ketersediaan migor curah masih sulit. Hal ini berbeda dengan migor kemasan yang ketersediaannya melimpah.
"Hari ini kami mengkonfirmasi dari beberapa distributor di Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berdekatan dengan Kota Yogya, sampai hari ini pasokan untuk migor curah bisa dikatakan sulit sekali," kata Sri.
Masih langkanya migor curah di DIY termasuk Kota Yogyakarta dikarenakan tidak adanya pasokan dari Jawa Tengah. Pasalnya, untuk pasokan minyak goreng di DIY, sebagian besarnya dipasok dari Semarang, Jawa Tengah.
"DIY dan Jawa Tengah itu satu regional pasokan (untuk migor), tapi memang di Semarang sendiri kami cek barangnya masih kosong," ujar Sri.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pasokan migor yang masuk ke DIY juga ada yang didatangkan dari Jawa Timur. Ketersediaan minyak goreng di Jawa Timur, katanya, tidak terkendala baik migor curah maupun yang kemasan.
"Distribusi di Jawa Timur tidak ada kendala. Memang migor ini berlaku di pelabuhan Jatim, kesulitan karena di Jateng belum siap untuk pasokan dengan standar yang diinginkan. Jadi Jatim yang paling siap, jadi ketika Yogya ada pasokan itu sebagian diambil dari Jatim," jelasnya.