Ridwan Kamil: Pemprov Jabar Siap Bantu Penerjemahan Kitab Babad Padjadjaran

Ridwan Kamil sebut Pemprov Jabar siap bantu menerjemahkan kitab Babad Padjadjaran.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) melihat koleksi seni milik Seniman Butet Kartaredjasa di Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (6/4/2022). Kunjungan Ridwan Kamil tersebut merupakan silaturahmi kepada seniman senior Yogyakarta tersebut.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Ridwan Kamil menyatakan Jabar siap membantu upaya penerjemahan kitab Babad Padjadjaran dari bahasa Jawa kuno ke bahasa latin dan Indonesia.

Baca Juga


Menurut Ridwan Kamil, penerjemahan kitab Babad Padjadjaran penting untuk mengetahui sejarah dengan lebih pasti dalam konteks hubungan kultural antara Sunda dan Jawa. Upaya ini juga, dimaksudkan untuk menjaga kesejukan budaya menjelang Pemilu 2024.

“Ini adalah tahap dua (kerja sama) dengan non-government, wujudnya community to community," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat bertemu budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa yang akrab dipanggil Butet Kartaredjasa di kediamannya, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (6/4/2022).

Kerja sama budaya Jabar-DIY sudah dimulai dengan saling kunjungan gubernur masing - masing Desember 2021. Diawali dengan sowan Gubernur Ridwan Kamil yang dibalas dengan napak tilas Sri Sultan Hamengkubuwono X sekaligus pertemuan budaya di Kota Bandung. Kini di awal 2022, Emil ingin memperkuat jalinan kerja sama.

"Di tahun 2022 seiring Covid-19 yang surut kami ingin ada kerja sama kegiatan antara seniman Yoyakarta dengan Jawa Barat. Secara konkret ada cerita tentang Padjadjaran dalam satu kitab yang belum tahu isinya apa, karena bahasa Jawa kuno,” paparnya.

Emil mengatakan Jabar siap membantu penerjemahan kitab Babad Padjadjaran menjadi literasi sejarah nusantara yang ditulis dalam bahasa latin dan Indonesia.

“Saya akan support untuk terjemahkan (kitab Babad Padjadjaran) ke latin dan bahasa Indonesia. Dan nanti kita carikan bentuk ekspresi kebudayaannya. Mudah-mudahan dialog budaya ini bisa mencairkan suhu politik. Berita politik panas, kita: Yogyakarta-Jawa Barat di tengah saja agar seimbang,” katanya.

Butet Kartaredjasa mengaku terkejut dengan kedatangan Emil, sekaligus kawan lamanya. Perjumpaan terakhir keduanya  sudah cukup lama. "Surprise banget saya ketamuan Kang Emil, kawan lama saya sebelum jadi pejabat. Sebagai sesama orang seni, beliau arsitek. Ini adalah hal inspiratif yang tercetuskan dalam percakapan ini tentang semacam rekonsiliasi kultural Jawa dan Sunda. Kalau mengingat sejarah, mitos, itu ada ketegangan dua kultur antara Jawa dan Sunda," paparnya.

Butet menyambut baik niat Jabar untuk mendukung penerjemahan kitab. Selain momentum membuka sejarah antara Jawa dan Sunda, juga dapat mencairkan sisa-sisa pertikaian pada masa lampau. Kemudian pelaku sastra Jawa makin bergairah dalam mencipta karya di tengah pandemi.

"Tentu ini akan melibatkan kawan kawan dari sastrawan, penyair mungkin, untuk menarasikan dalam bentuk prosa, sehingga orang Jawa, orang Sunda bisa membaca nilai-nilai kearifan budaya dari kitab yang ditulis oleh para pujangga Jawa di masa lalu," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler