Dirikan Klub Ramadhan, Pelajar Muslim Kanada Belajar Berpuasa

Puasa tidak mudah, dan bagi banyak Muslim di Barat.

About Islam
Pelajar Muslim Kanada (ilustrasi)
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajar sekolah dasar Lousie Arbor French Immersion, Ontario, Kanada mendirikan klub Ramadhan. Sesuai namanya, klub ini dimaksudkan untuk memberikan ruang para pelajar Muslim dapat berpuasa dan beribadah dengan nyaman. 

Baca Juga


Klub baru ini, memiliki 15 anggota yang dibimbing oleh Danya Atta, seorang guru kelas dua.  "Klub Ramadhan dimulai sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan," kata Atta, seorang Muslim yang taat. Dilansir dari laman CBC, Kamis (7/4/2022).

"Bagaimana kita bisa mendukung siswa yang berkomitmen untuk berpuasa sehari penuh, terutama pada saat makan di kelas di mana mereka dikelilingi oleh teman-teman mereka yang sedang makan? Kami mencoba mendukung mereka dengan menghilangkan godaan itu," ujarnya.

Atta mengatakan, bagian dari tujuan puasa selama bulan suci adalah untuk mempertajam fokus umat Islam pada spiritualitas atas masalah duniawi, seperti makan.

"Kami mengesampingkan hal-hal itu sebagai cara untuk mengingat Allah SWT dan mengingat melakukan hal-hal untuk meraih ridha-Nya, untuk berbuat baik kepada orang lain, untuk membantu mereka yang membutuhkan dan untuk menjadi orang yang lebih baik secara keseluruhan," katanya.

Puasa tidak mudah, dan bagi banyak Muslim, itulah bagian dari alasan mereka melakukannya. Dalam tulisan tentang puasa mereka, banyak Muslim berbicara tentang kejelasan yang diberikan kepada mereka dan penataan ulang prioritas dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Dibutuhkan banyak disiplin diri. Tapi tubuh pulih dan kekuatan yang didapat seseorang saat mereka berpuasa luar biasa," kata Atta.

 

 

Buku Kerja, Proyek Seni

Atta mengatakan beberapa keluarga memudahkan anak-anak mereka dengan puasa setengah hari sampai mereka merasa siap untuk puasa sepanjang hari tanpa makanan atau minuman.

Klub Ramadhan menyediakan ruang di mana anak-anak mendapat dukungan dalam menjalani ibadha puasa.  Klub tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan. Ada buku kerja dan proyek seni tentang Ramadhan. Beberapa anggota memilih untuk bersantai atau mengerjakan tugas sekolah lainnya saat mereka berada di klub, dan Atta siap menjawab pertanyaan apapun dari siswa tentang Ramadhan.

Wael El-Amari adalah siswa kelas 7 keturunan Maroko. Dia berpuasa sepanjang bulan Ramadhan dan merupakan penggemar berat klub Ramadhan. "Ini membantu saya mewakili Ramadhan dan agama saya," katanya.

El-Amari mengaku puasa siang hari memang tidak mudah, namun ia ingin melakukannya. Dia juga mengatakan itu akan lebih mudah dari waktu ke waktu. "Awalnya terasa seperti tercekik, kelaparan, tapi kemudian terbiasa," katanya.

Rayann Kiddo, anggota klub Ramadhan Kelas 7, menikmati kebersamaan dengan siswa Muslim lainnya yang mengambil bagian dalam puasa. "Ini membantu karena ada banyak orang lain di sini yang berpuasa bersama anda," katanya.

"Ini mendorong Anda untuk tidak berbuka puasa (tidak batal puasa)," ujarnya.

 

 

Orang tua Nidal Mohammed berasal dari Sudan. Dia adalah anggota klub yang antusias dan komitmen anggotanya terhadap puasa. "Ini memotivasi saya," katanya.

Klub akan bertemu setiap hari selama sisa Ramadhan dan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci. "Kami akan merayakan dengan makanan, dengan dekorasi, dengan musik dan dengan tawa," kata Atta.

"Idul Fitri adalah perayaan pengorbanan yang dilakukan selama 30 hari sebelumnya. Ini adalah waktu untuk bersukacita bersama keluarga dan teman. Saya harap ini memotivasi mereka mengetahui bahwa mereka memiliki pesta Idul Fitri yang dinanti-nantikan," jelas Atta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler